1
1

AAUI Gandeng 3 Lembaga untuk Menunjang Teknologi di Industri Asuransi Umum

Seorang agen asuransi sedang menjelaskan produk asuransi kepada calon nasabah. | Foto; Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menjalin kerja sama dengan Universitas Gunadarma, The Indonesia Mathematical Society (IndoMS), dan Care Technologies (Care Tech) dalam rangka pengembangan kecepatan proses, penguasaan teknologi, dan penerapan visi teknologi di industri asuransi umum Indonesia.

AAUI Optimistis SEOJK Terkait PAYDI Terbit di Tahun Ini

Ruang lingkup kerja sama dari ketiga MoU tersebut mencakup pemberian dukungan dan partisipasi dalam program pengembangan kapasitas, penerapan teknologi berbasis teknologi informasi dan sistem informasi penelitian, serta pemenuhan kompetensi sumber daya manusia di industri asuransi umum. Dukungan ini meliputi kegiatan kursus, workshop, seminar, telekonferensi dan media pelatihan yang dapat dimanfaatkan. Selain itu juga memfasilitasi kegiatan terkait dengan penyaluran aktivitas industry social responsibility (ISR) kepada pihak yang membutuhkan dalam rangka kesejahteraan masyarakat.

Melalui MoU ini, ke depannya dimungkinkan penggunaan-penggunaan infrastruktur teknologi yang ada untuk menjalankan fungsi pelayanan dan pengembangan aplikasi/interface/API standar pada sistem CareTech yang dipergunakan oleh sebagian besar anggota. Lebih jauh lagi, MoU antara AAUI dan IndoMS, akan memungkinkan dijalankanya program beasiswa untuk penelitian khusus oleh berbagai mahasiswa matematika dan statistik dari seluruh universitas di Indonesia. 

Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Ketua AAUI Hastanto Sri Margi Widodo, Rektor Universitas Gunadarma Prof Dr E S Margianti, SE, MM,  President of The Indonesia Mathematical Society (IndoMS) Prof Dr Basuki Widodo, MSc, serta Direktur Uama PT CARE Technologies Joshua Kurniawan Djafar.

Implementasi dari MoU ini akan mulai berjalan pada tahun 2021. Hal-hal yang bersifat kegiatan teknis implementasi akan dituangkan dalam perjanjian kerja sama beberapa project khusus.

Ketua AAUI HSM Widodo menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi perkembangan industri asuransi umum ke depan, yakni implementasi teknologi sudah menjadi bagian dari proses bisnis industri asuransi, maka pelaku jasa asuransi bersama dengan regulator dan semua pemangku kepentingan bersepakat untuk membangun industri asuransi yang maju dan modern dengan penerapan teknologi-teknologi baru dan riset penelitian untuk ilmu-ilmu terapan.

Dia juga menambahkan bahwa perkembangan berbagai peraturan dan penetapan standar Internasional untuk proses perasuransian di masa depan, seperti IFRS 17 / PSAK 74, akan mengharuskan pelaku industri asuransi memiliki kemampuan mumpuni atas Constractual Service Margin Advance Statistical & Mathematical Modelling. “Demikian juga halnya pemburukan dampak perubahan pola cuaca global dan peningkatan kebencanaan nasional juga sangat membutuhkan penerapan teknologi GeoSpatial untuk ketepatan dan kecepatan manajemen risiko detil dan eksposur finansial. Sementara aplikasi pertukaran data menggunakan mekanisme Electronic Data Interface (EDI) dengan standar international seperti UN/EDIFACT melalui proses automasi juga bukanlah suatu pilihan mengingat peningkatan exponensial biaya kepegawaian pada metode pengerjaan manual,” ungkap Widodo melalau keterangan tertulis kepada Media Asuransi, Jumat, 6 November 2020.

Melalui pemanfaatan teknologi tingkat lanjut dan tepat guna pada infrastuktur perangkat keras dan lunak yang baik, lanjut Widodo, AAUI akan dapat bertransformasi menjadi penyedia jasa penunjang dasar melalui konsep AAUI Center of Excelence dengan pelayanan-pelayanan yang tidak terbatas dalam beberapa hal, di antaranya:

  • Pelaksanaan sertifikasi keagenan dasar dan PAYDI melalui platform training dan sertifikasi digital.
  • Crowd Donation – Collective ISR fulfillment Service, sebagai pemenuhan secara kolektif kewajiban anggota untuk menyalurkan CSR dengan dikaitkan kepada peningkatan Literasi dan Inklusi keuangan seperti diatur pada POJK 76/2016, dan juga sebagai pusat penyaluran beasiswa dari industri untuk ilmu-ilmu yang diperlukan oleh industri.
  • Jasa validasi dan kustodian dari tanda tangan dan polis elektronik seperti yang diamanatkan oleh UU ITE.
  • Geospatial National Risk Database dan Insurance Data Exchange Hub, sebagai pusat pertukaran data/EDI dari proses automasi pelaporan-pelaporan Resiko dan Reasuransi.
  • Pusat penerbitan online data-data satelit terkait Weather Index untuk penggunaan pada Asuransi Parametrik terkait cuaca. 
  • Riset dan penelitian ilmiah terkait Yield-Weather Pricing Model dari berbagai jenis tananam budidaya dan juga industri yang tergantung perubahan cuaca.
  • Penelitian-penelitian terkait dengan tehnologi terapan baru untuk asuransi seperti Artificial Intelligent & Renewable Energy dan juga model risiko-risiko baru seperti Autonomous Vehicle, CyberRisk, BlockChain Risk, Genetic Alteration Risk, Emerging New Disseas dan lain-lainya.      

“Karena memang pemanfaatan perangkat dan infrastruktur teknologi, seperti pelayanan data center dan perangkat keras pendukung Machine Learning serta tenaga riset dan penelitian dari berbagai disiplin ilmu juga sudah menjadi kebutuhan yang tidak terelakan,” jelas Widodo. Fir

 
 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Generali Bayar Klaim ke Nasabah
Next Post Bahana TCW Bukukan Dana Kelolaan Rp48,67 Triliun

Member Login

or