Media Asuransi, JAKARTA – PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) sepanjang 2023 mengantongi pendapatan usaha sebesar US$1,09 miliar atau tumbuh 20% dibandingkan dengan kinerja 2022 sebesar US$908,14 juta.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023, perseroan membukukan beban pokok pendapatan sebesar US$502,75 juta atau naik 35% dibandingkan dengan 2022 sebesar US$373,23 juta.
Dengan beban pokok pendapatan tersebut, ADMR mengantongi laba kotor dan laba usaha masing-masing US$583,21 juta dan US$574,63 juta pada 2023 atau masing-masing naik 9% dan 25% dibandingkan dengan raihan 2022.
|Baca juga: Fitch Afirmasi Peringkat Adaro Indonesia BBB- Outlook Stabil
Selanjutnya, perseroan mencatatkan laba inti (tidak termasuk komponen non operasional dan komponen yang tidak berulang setelah pajak) sebesar US$421,02 juta atau naik 23% dibandingkan dengan kinerja 2022 sebesar US$341,67 juta.
Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Minerals Indonesia Tbk mengatakan kinerja keuangan maupun operasional perseroan pada tahun 2023 cukup memuaskan, dengan dukungan pertumbuhan produksi Lampunut yang memuaskan serta pengakuan pasar yang semakin solid terhadap produk Enviromet.
“Kondisi harga batu bara metalurgi yang kondusif terus mendukung pencapaian ASP kami, dan disertai kenaikan volume dan disiplin biaya, juga meningkatkan profitabilitas,” jelasnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Jumat, 1 Maret 2024.
Selain itu, jelas dia, operasi logistik Grup Adaro yang terintegrasi memberikan kinerja dengan sangat baik dalam menghadapi tantangan di Sungai Barito yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca akibat El Nino.
“Akhirnya, visi kami di Kaltara semakin terealisasi, dengan kemajuan pada konstruksi smelter aluminium dan infrastruktur terkait sesuai yang diharapkan. Kami tetap berada di posisi untuk merampungkannya pada kuartal IV/2025.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News