Media Asuransi – Presiden Direktur PT Asuransi Bintang Tbk, HSM Widodo, dalam paparan saat publik ekspose 2020 memprediksi pencapaian laba bersih perseroan pada akhir 2020 mencapai Rp18,7 miliar. Atau mengalami pertumbuhan sebesar 129 persen dari Rp8 miliar pada 2019. Demikian pula hasil investasi diproyeksikan meningkat sebesar 99 persen, dari Rp16,61 miliar menjadi Rp33,18 miliar pada akhir tahun ini.
“Hasil investasi diproyeksikan mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 terutama disebabkan oleh meningkatnya hasil revaluasi aset investasi yang signifikan sehubungan dengan perkembangan atau pembangunan yang pesat di salah satu wilayah aset yang dimiliki perusahaan. Peningkatan hasil investasi ini menutupi peningkatan beban usaha yang dilaksanakan sebagai strategi perusahaan dalam mempertahankan pencapaian produksi premi dalam situasi yang ada saat ini,” kata Widodo dalam paparannya secara virtual di Jakarta, Senin 21 Desember 2020.
HSM Widodo: PAYDI Diperlukan Asuransi Umum sebagai Persiapan Memasuki IFRS 17
Terkait dengan kondisi saat ini akibat pandemi Covid-19, Widodo mengestimasikan produksi premi di akhir 2020 mengalami penurunan sebesar 0,87 persen dari Rp450,88 miliar menjadi Rp446,96 miliar. Untuk klaim netto terjadi penurunan dibandingkan 2019, baik secara nilai nominal maupun secara prosentase. “Sedangkan, hasil underwriting diproyeksikan mengalami peningkatan dibanding 2019. Hal ini terutama disebabkan terjadinya pencairan cadangan premi sebesar Rp19,21 miliar dan turunnya klaim bersih sebesar Rp23,85 miliar,” jelasnya.
Widodo juga menyampaikan kinerja perseroan dari Januari hingga Oktober 2020, Asuransi Bintang berhasil membukukan premi bruto mencapai Rp366,99 miliar atau tumbuh 7,59 persen secara tahunan (year on year/yoy). Perseroan memprediksi premi bisa ditutup sebesar Rp446,96 miliar atau melambat 0,86 persen yoy. Sedangkan hingga Oktober 2020, kontributor utama premi disokong lini asuransi properti sebesar 51 persen. Diikuti lini asuransi kendaraan bermotor 17 persen, aneka 14 persen, marine hull 12 persen, marine cargo 4 persen, dan engineering 2 persen. Sementara kanal pemasaran terbesar adalah broker 43 persen, disusul multifinance sebesar 18 persen, agen 16 persen, direct 14 persen, bank 8 persen, dan telemarketing 1 persen.
Direktur Asuransi Bintang Reniwati Darmakusumah menambahkan bahwa perseroan benar-benar melakukan simulasi berdasar pengalaman selama tahun ini untuk pencapaian pada 2021 nantinya. Salah satunya dengan memilah akun-akun yang mungkin tidak mungkin diperpanjang di tahun depan.
“Tetapi kami sebagai perusahaan harus tetap optimis melihat kondisi industri dan juga kompetisi yang ada di market. Kami menargetkan untuk tetap tumbuh sebesar 7 persen di 2021, tentunya dengan pola yang masih sama karena leasing merupakan perusahaan-perusahaan yang terkena dampaknya cukup signifikan, sementara kita banyak mendapatkan bisnisnya. Oleh karena itu, pertumbuhan akan tetap diupayakan melalui kanal agen, broker, dan telemarketing. Sedangkan dari sisi produk, lini asuransi properti dan marine hull masih dinilai prospektif di tahun depan,” ungkap Reni. Wiek
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News