Media Asuransi, GLOBAL – Analisis terbaru oleh Allianz Commercial menyebutkan ransomware menjadi penyebab kerugian terbesar dengan menyumbang 60 persen dari nilai klaim siber besar di atas EUR1 juta selama paruh pertama 2025 atau semester satu di tahun ini.
Laporan Klaim dan Tren Manajemen Risiko Ketahanan Keamanan Siber 2025 setebal 33 halaman mengungkapkan ancaman yang ditimbulkan oleh rantai pasokan, regulasi privasi, dan rekayasa sosial juga perlu diperhatikan, terutama karena peningkatan aktivitas kerugian diperkirakan terjadi mulai Black Friday dan seterusnya.
|Baca juga: Mengelola Risiko Gempa Bumi dengan Lebih Memahami Pentingnya Asuransi
|Baca juga: Allianz Utama Tekankan Pentingnya Proteksi Properti di Tengah Ancaman Bencana
Melansir Asia Insurance Review, Senin, 6 Oktober 2025, analisis tersebut mengungkapkan meskipun tingkat serangan meningkat, namun tingkat keparahannya turun hingga 50 persen dan frekuensi klaim besar turun hingga 30 persen selama periode yang ditinjau. Hal ini terutama didorong oleh peningkatan kemampuan deteksi dan respons perusahaan-perusahaan besar.
Perluasan lanskap risiko memperluas cakupan potensi klaim untuk semua, sementara kesenjangan antara tertanggung dan tidak tertanggung semakin lebar. Lanskap risiko siber dan asuransi pada 2025 menunjukkan lingkungan ancaman yang kompleks dan terus berkembang.
Perusahaan-perusahaan besar yang diasuransikan menjadi semakin tangguh terhadap serangan siber dengan penguatan keamanan siber serta kemampuan kesiapsiagaan dan respons yang membantu memitigasi dampak dari beberapa kerugian siber besar pada 2025 hingga saat ini.
Namun, ketergantungan pada rantai pasokan digital, dampak dari peraturan privasi yang semakin ketat, dan serangan rekayasa sosial yang semakin canggih yang menargetkan karyawan juga memperluas cakupan kerugian potensial bagi semua perusahaan.
|Baca juga: BSI (BRIS) Perluas Akses Kesempatan Kerja untuk Lulusan Fresh Graduate Lewat BiBiT Magang
|Baca juga: RUU BUMN Resmi Jadi UU, DPR Tegaskan Larangan Rangkap Jabatan Menteri dan Wamen
“Kemampuan deteksi dan respons yang meningkat dari pihak tertanggung membantu menghentikan beberapa serangan pada tahap awal,” ungkap Kepala Klaim Siber Global Allianz Commercial, Michael Daum.
Ia menambahkan setiap langkah yang diambil penyerang dan setiap menit mereka berada dalam sistem, dampaknya meningkat secara eksponensial. Sehingga biaya serangan ransomware yang berkembang menjadi pencurian data dan enkripsi dapat 1.000 kali lebih tinggi daripada insiden yang terdeteksi dan diatasi pada tahap awal.
Lebih jauh, Insiden-insiden besar di berbagai industri menyoroti ancaman yang terus berlanjut, meskipun ada tanda-tanda bahwa koordinasi internasional antara lembaga penegak hukum dan penguatan keamanan siber oleh perusahaan besar mulai memberikan dampak positif.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
