Media Asuransi, JAKARTA– Head of Claim Supports Allianz Life Indonesia, Tubagus Argie FS Sunartadirdja, menyampaikan bahwa di tengah kesibukan bekerja dan mengurus keluarga saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, menerapkan pola makan sehat seringkali menjadi tantangan bagi kebanyakan orang.
“Pasalnya, menerapkan pola makan sehat saat berbuka dan sahur adalah kunci penting untuk menjaga tubuh tetap bugar selama berpuasa,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Rabu, 22 Maret 2023
Dia jelaskan bahwa penyakit yang kerap kali dianggap ringan, namun sering dialami saat menjalankan ibadah puasa yakni gastroenteritis atau peradangan pada saluran pencernaan, termasuk lambung dan usus, serta dyspepsia atau nyeri di perut bagian atas.
|Baca juga:Tips dari Allianz Life Indonesia Saat Biaya Medis Naik
Menurutnya, ibadah puasa Ramadan juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik, mulai dari membakar lemak dalam tubuh, meningkatkan hormon pertumbuhan, meningkatkan fungsi otak, mengurangi tekanan darah, mengurangi risiko penuaan, dan penyakit berbahaya lainnya.
Menurut Tubagus Argie, dibalik berbagai manfaat positif, dalam menjalankan ibadah puasa, terbatasnya asupan makanan dan minuman di siang hari seringkali membuat kebanyakan orang lupa diri saat mempersiapkan menu yang tidak sehat untuk sahur dan berbuka puasa.
“Sehingga, tubuh tidak mendapatkan kebutuhan vitamin hariannya secara optimal. Ditambah kewajiban bangun di pertengahan malam untuk menyantap sahur, dan tetap beraktivitas di sepanjang hari, membuat pola tidur menjadi tidak teratur,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut Tubagus, tetap ada sejumlah penyakit yang perlu diwaspadai, karena tubuh seseorang yang berpuasa akan menukar metabolisme karena hormon-hormon dalam tubuh bekerja dengan pola yang berbeda dari biasanya.
“Perlunya menjaga kekebalan dan imunitas tubuh menjadi sangat penting untuk dipahami dan diterapkan dengan baik,” ujarnya.
Allianz Life membagikan tips agar tetap sehat dan bugar selama berpuasa, diantaranya adalah:
- Menerapkan pola makan sehat.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan Tumpeng Gizi Seimbang adalah pola makan sehat yang dapat digunakan sebagai panduan konsumsi sehari-hari. Sederhananya, dalam satu piring sajian sekali makan berisi setengah (1/2) piring berisi sayur dan buah dan setengah (1/2) piring sisanya berisi dua per tiga (2/3) makanan pokok dan sepertiga (1/3) lauk-pauk.
Beberapa buah yang mengandung vitamin tinggi dan antioksidan yang bermanfaat meningkatkan kekebalan tubuh antara lain jeruk, pepaya, mangga, semangka, kiwi, strawberry, delima, acai berry, dan blueberry.
Sementara, beberapa sayuran yang mengandung vitamin serta dapat meningkatkan kekebalan tubuh antara lain paprika merah, brokoli, bawang putih, cabai, sayur kale, sayur bayam, dan tomat.
- Mengonsumsi air putih yang cukup untuk hindari dehidrasi.
Tubuh manusia terdiri dari 60% hingga 70% air. Cukupi cairan tersebut dengan minum air putih minimal 8 gelas/hari. Selama kebutuhan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, terapkan pola minum 2-4-2, yaitu 2 gelas saat berbuka puasa, 4 gelas antara selang waktu setelah berbuka puasa hingga sebelum tidur, serta 2 gelas saat sahur.
- Mengubah pola tidur.
Agar kondisi tubuh tetap bugar, maka bagi Anda yang menjalankan ibadah puasa saat Ramadan perlu mengubah pola tidur. Durasi ideal untuk tidur bagi orang dewasa berusia 18–64 tahun ialah sebanyak 7–9 jam per hari. Kurangnya waktu untuk beristirahat dapat membuat tubuh menjadi mudah lesu, bahkan dapat melemahkan imunitas tubuh yang berguna melawan berbagai virus.
- Rutin berolahraga.
Puasa sejatinya tidak menghalangi seseorang untuk tetap aktif berolahraga. Apalagi, olahraga berguna untuk menjaga kebugaran tubuh, melancarkan aliran darah, serta melancarkan metabolisme tubuh. Maka, tak heran jika olahraga dapat menekan risiko tubuh terkena penyakit kritis seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan kesehatan lainnya.
Selama menjalani ibadah puasa, Anda dapat memilih jenis olahraga dengan intensitas ringan. Misalnya berjalan kaki, bersepeda, yoga, pilates, hula hoop, atau lompat tali. Cukup sekitar tiga puluh menit selama tiga hingga lima kali dalam seminggu dengan waktu dapat disesuaikan, sore menjelang berbuka puasa atau malam hari antara 2–4 jam setelah berbuka puasa, atau pagi setelah sahur.
|Baca juga: Allianz Life Pastikan Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Durasi ini berguna untuk menghindari risiko gangguan kesehatan seperti dehidrasi hingga turunnya kadar gula darah.
Selain tips tersebut, Tubagus juga mengingatkan hal yang tak boleh dilupakan untuk perlindungan sedari dini adalah asuransi kesehatan yang dapat memberikan proteksi secara komprehensif, baik untuk individu maupun keluarga.
Keputusan memiliki asuransi kesehatan adalah pilihan yang tepat karena asuransi ibarat payung, yang baru bekerja saat dibawa sebelum hujan turun. Artinya, asuransi hanya bisa dimiliki saat masih sehat dan juga akan lebih baik apabila dimiliki sejak usia muda. Sehingga, premi yang perlu dibayarkan oleh nasabah juga masih terjangkau karena risiko jatuh sakit masih minim.
“Risiko sakit selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan akan menimbulkan gangguan finansial jika tidak dikelola dengan baik. Terlebih, biaya medis selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Agar kondisi keuangan tetap stabil, maka diperlukan asuransi kesehatan,” tutur Tubagus Argie.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News