Media Asuransi, GLOBAL – Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan akan mengumumkan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris pada hari Kamis ini, demikian Financial Times melaporkan. Jika benar, ini merupakan kesepakatan dagang pertama AS dengan sebuah negara sejak Trump melancarkan perang tarif global pada 2 April lalu.
|Baca juga: Pasar Asuransi Gempa Diprediksi Tembus US$13,6 Miliar di 2034
Trump sebelumnya memposting di Truth Social bahwa ia akan mengadakan konferensi pers di Ruang Oval pada pukul 10 pagi EDT (14.00 GMT/21.00 WIB)) pada hari Kamis tentang “kesepakatan dagang besar dengan perwakilan dari negara yang besar dan sangat dihormati,” menggunakan semua huruf kapital.
Dalam postingannya, Trump tidak menyebutkan negara mana, tetapi pemerintahannya telah mengisyaratkan bahwa negara tersebut sedang dalam negosiasi aktif dengan India, Inggris Raya, Korea Selatan, dan Jepang.
|Baca juga: Harga Emas Melemah di Tengah Rencana Negosiasi AS – China
Penasihat perdagangan utama Trump, Peter Navarro, mengatakan kepada CNN pada hari Selasa bahwa ia menduga Inggris mungkin menjadi negara pertama yang menandatangani perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat.
“Saya tidak tahu apakah Inggris terlebih dahulu atau India terlebih dahulu, ini — ada sedikit perubahan dalam kisah India ini, jadi itu mungkin memperlambat keadaan di sana, tetapi saya dapat meyakinkan rakyat Amerika bahwa akan ada kesepakatan, dan itu akan menjadi kesepakatan yang sangat bagus bagi rakyat Amerika,” kata Navarro.
Financial Times pada hari Selasa melaporkan bahwa kesepakatan perdagangan Inggris dapat ditandatangani minggu ini dan dapat membebaskan Amerika Serikat dari beberapa hambatan perdagangan non-tarif, termasuk pajak layanan digital Inggris sebesar 2 persen yang dibebankan kepada perusahaan teknologi AS. Sebagai gantinya, Amerika Serikat dapat meringankan beban tarif pada Inggris, mungkin mengurangi atau membebaskan negara tersebut dari tarif 25 persen untuk aluminium, baja, dan mobil, FT melaporkan.
Inggris hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen dan tidak ada tarif resiprokal tambahan seperti negara-negara lainnya karena impor Inggris dari AS lebih besar daripada ekspor ke AS, atau Inggris malah mengalami defisit perdagangan dengan AS.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News