Media Asuransi – BNI Syariah mencatatkan total aset Rp50,76 triliun sampai kuartal II/2020 atau naik 19,46 persen year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2019 yaitu Rp42,49 triliun.
Pertumbuhan aset ini semakin mengokohkan posisi BNI Syariah sebagai bank syariah BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) III dengan peringkat aset kedua terbesar di Indonesia. Kenaikan aset tersebut didorong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah, tercermin dari realisasi Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah sampai kuartal II/2020 sebesar Rp43,64 triliun atau naik 20,15 persen yoy dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp36,32 triliun.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan bahwa pertumbuhan DPK ini didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) dalam bentuk tabungan dan giro. Rasio CASA BNI Syariah pada kuartal II/2020 sebesar 67,83 persen atau mengalami kenaikan dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar 63,48 persen. Pertumbuhan dana murah BNI Syariah didukung oleh transaksi mobile banking BNI Syariah pada semester I/2020 sebanyak 21,36 juta transaksi atau naik sebesar 127 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebanyak 9,4 juta transaksi.
BNI Syariah juga telah memperoleh tambahan modal dalam bentuk penyertaan modal secara non tunai (inbreng) berupa aset kantor di Pejompongan sebesar Rp255,6 miliar dan aset Aceh dari BNI sebesar Rp164,2 miliar. Hal ini turut mendorong kenaikan aset dan memperluas jaringan kantor BNI Syariah. “Inbreng ini membuat BNI Syariah naik kelas menjadi BUKU III atau mempunyai modal inti di atas Rp5 triliun. Diharapkan hal ini dapat memperkuat permodalan perusahaan dan memberi dampak positif terhadap pengembangan bisnis BNI Group,” kata Abdullah Firman Wibowo.
Lebih lanjut dia jelaskan, setelah menjadi BUKU III, BNI Syariah melakukan beberapa inisiatif bisnis diantaranya adalah fokus bisnis digital. Selain itu, perseroan juga melakukan pengembangan bisnis remittance, penguatan bisnis Financial Institution (FI) &Trade, roll out bisnis mikro di seluruh outlet, dan implementasi Financing Excellence Program.
Pada kuartal II/2020, BNI Syariah mencetak laba sebesar Rp266,64 miliar didorong oleh komposisi pembiayaan yang seimbang, peningkatan DPK yang optimal dengan komposisi CASA yang tinggi. Dalam menjalankan bisnis, BNI Syariah berfokus pada segmen pembiayaan dengan risiko yang terkendali, melakukan efisiensi biaya operasional, dan berfokus pada Halal Ecosystem.
Dari sisi pembiayaan, BNI Syariah mencatat realisasi pembiayaan sebesar Rp31,33 triliun dengan komposisi pembiayaan yang seimbang. Pada kuartal II/2020, segmen konsumer berkontribusi sebesar Rp15,87 triliun atau menyumbang 51 persen, diikuti segmen komersial sebesar Rp7,59 triliun (24 persen), segmen kecil dan menengah Rp6 triliun (19 persen).
Jumlah transaksi e-banking BNI Syariah yang berasal dari BNI Mobile Banking, BNI SMS Banking, dan BNI Internet Banking tercatat sebesar 10,6 juta transaksi atau meningkat 114,7 persen yoy menjadi 22,8 juta hingga triwulan II tahun 2020. E-Banking merupakan salah satu bentuk layanan BNI Syariah dalam rangka memberikan kenyamanan kepada nasabah untuk bertransaksi saat pandemi Covid-19.
Abdullah Firman Wibowo menjelaskan bahwa kinerja BNI Syariah di kuartal II/2020 ini tidak lepas dari sinergi BNI Syariah dengan BNI sebagai perusahaan induk, yakni BNI Syariah didukung teknologi yang dimiliki BNI sehingga lebih efisien. Selain sinergi dari sisi teknologi, BNI Syariah juga bersinergi dengan BNI terkait jaringan, 1.747 outlet milik BNI dapat melayani transaksi syariah melalui produk-produk BNI Syariah. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News