1
1

Asuransi Umum Bukukan Pertumbuhan Premi 8,3 persen di Q3-2018

   Industri asuransi umum membukukan pendapatan premi bruto sebesar Rp47,9 triliun per kuartal ketiga 2018, meningkat 8,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu dengan nilai Rp44,2 triliun. Data yang dirilis Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menunjukkan ada empat lini usaha asuransi umum yang membukukan pertumbuhan negatif, yaitu Asuransi Harta Benda yang mengalami penurunan sebesar 6,4 persen, Asuransi Rangka Kapal yang turun 4,4 persen, Asuransi Energy turun 3,0 persen, dan Asuransi Rekayasa yang turun 6,7 persen.

    Lini usaha lainnya mencatatkan pertumbuhan positif dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Tiga lini bisnis yang pertumbuhannya tertinggi per kuartal ketiga tahun ini adalah Asuransi Satelit yang mengalami pertumbuhan sebesar 62,7 persen. Kemudian diikuti Asuransi Tanggung Gugat yang naik sebesar 41,8 persen dan Asuransi Kredit yang tumbuh sebesar 36,2 persen.

    Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa, TI dan Aktuaria AAUI Trinita Situmeang mengatakan bahwa Asuransi Harta Benda mengalami pertumbuhan negatif karena ada penjadwalan pengakuan premi ke kuartal keempat tahun 2018. “Selain itu juga didorong oleh pertumbuhan penjualan properti residensial yang menurun di kuartal ketiga tahun 2018 ini,” katanya dalam jumpa pers di Kantor AAUI Jakarta, 22 November 2018.

   Sedangkan lini bisnis Asuransi Rekayasa mengalami pertumbuhan negatif sejalan dengan penundaan realisasi beberapa proyek pemerintah. “Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), penundaan realisasi proyek tersebut terjadi karena eksekusi kebijakan dan eksekusi pengawalan yang tidak optimal. Selain itu, berdasarkan data BKPM, realisasi investasi penanaman modal di Indonesia turun dari Rp176,6 triliun pada kuartal ketiga 2017 menjadi Rp173,8 trilyun pada kuartal ketiga tahun 2018, atau turun 1,6 persen,” jelasnya.

   Lini bisnis lainnya yang juga mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor energi, cenderung disebabkan oleh kenaikan harga minyak yang dinilai belum cukup signifikan untuk menggerakkan kegiatan eksplorasi dan pengembangan. Selain itu, realisasi investasi di proyek pengeboran minyak di Indonesia masih sangat jauh dari target. “Menurut SKK Migas, realisasi investasi hulu migas 2018 belum mencapai target rencana kerja dan anggaran, karena program eksplorasi banyak yang digeser ke tahun depan,” tambah Trinita.

   Sementara itu, lini bisnis Asuransi Kendaraan Bermotor mengalami pertumbuhan sebesar 10,5 persen, didukung oleh penjualan kendaraan bermotor yang meningkat di kuartal ketiga 2018,  serta naiknya kredit kepemilikan kendaraan bermotor. Sementara itu Asuransi Pengangkutan juga mengalami pertumbuhan positif, yakni naik sebesar 13,4 persen sejalan dengan peningkatan aktivitas perekonomian yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 5,18 persen ytd (year to date), serta kenaikan volume pengangkutan barang selama kuartal ketiga tahun 2018 ini.

   Kenaikan Asuransi Tanggung Gugat didorong oleh pengembangan produk Tanggung Gugat Objek Wisata dan perkembangan produk Professional Liability. Sedangkan Asuransi Kredit tumbuh positif karena komitmen pemerintah dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp100 triliun, 80,9 persen dari target dan tumbuh 43,4 persen dibanding tahun lalu. “Penyaluran kredit perbankan hingga kuartal ketiga mengalami pertumbuhan  positif sebesar 12,69 persen yoy (year on year),” tandas Trinita Situmeang. Fir

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post FWD Life Gandeng Bank Mestika Luncurkan Produk Bancassurance
Next Post Danamon Run 2018

Member Login

or