Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – 3Q22 GDP review: Another above-expectation growth, ekonom Mirae Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menerangkan bahwa pada 3Q22, ekonomi Indonesia kembali mencatatkan kinerja yang solid, dengan pertumbuhan PDB yang lebih tinggi dari perkiraan di 5,7% yoy (dibandingkan konsensus/perkiraan Mirae Sekuritas di 5,6% yoy).
|Baca juga: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2022 Turun 0,63 Persen Poin
“Kami menilai pertumbuhan PDB Indonesia 3Q22 sangat baik di tengah berbagai tantangan, terutama ketidakpastian ekonomi global, termasuk perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, kenaikan suku bunga, dan melambatnya ekonomi China,” katanya.
Di pihak lain, dia menjelaskan pertumbuhan konsumsi rumah tangga melambat pada 3Q22, seperti yang diharapkan, menjadi 5,4% yoy (vs 5,5% yoy di 2Q22) karena faktor musiman setelah faktor Idulfitri pada Q222.
Sementara itu, pengeluaran pemerintah mengalami kontraksi di 3Q22 sebesar 2,9% yoy seiring konsolidasi fiskal dan menurunnya pengeluaran yang berhubungan dengan pandemi. Pengeluaran pemerintah terus bekerja sebagai instrumen untuk melindungi ekonomi domestik dari ketidakpastian global.
“Kami melihat adanya tanda-tanda konsumsi rumah tangga melambat karena dampak kenaikan harga bahan bakar bersubsidi pada bulan September, yang memicu kenaikan inflasi,” jelas Rully.
Menurut dia, kepercayaan konsumen dan penjualan ritel menurun, bersamaan dengan mobilitas masyarakat yang juga melambat. Dengan prospek pertumbuhan yang melambat dan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan pada bulan Oktober, Rully memperkirakan BI hanya akan menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 25bps, setelah dua kali kenaikan sebesar 50bps pada bulan September dan Oktober.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News