Media Asuransi – Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melejit 10,42% ke Rp106/saham pada penutupan perdagangan Senin, 2 Agustus 2021 di tengah rencana perusahaan menggelar aksi korporasi terbarunya.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saham anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ditransaksikan Rp166 miliar dengan volume perdagangan 1,60 miliar saham. Kapitalisasi pasar emiten tambang emas Grup Bakrie ini mencapai Rp9,9 trililun.
Saham BRMS naik sebesar 10,42% sepekan, dan dalam sebulan naik tipis 0,95% serta year to date (ytd) naik 33%. Dalam sebulan saham BRMS masih diborong asing Rp14,32 miliar di pasar reguler. BRMS sendiri berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Baca juga: HUT Pasar Modal, SRO Sumbangkan Seluruh Pendapatan Transaksi
Harga pelaksanan belum ditetapkan, tetapi manajemen BRMS, mengungkapkan dana hasil rights issue yang bisa diperoleh sekitar US$106 juta atau setara dengan Rp1,54 triliun (kurs Rp 14.500/US$).
Direktur dan Investor Relation BRMS, Herwin W Hidayat, mengatakan bahwa perkiraan jumlah hampir sama dengan rights issue yang dilakukan pada Maret 2020 untuk proyek penambangan di Palu, Sulawesi Tengah.
Harga pelaksanaan menurutnya akan ditentukan setelah ada keputusan di RUPSLB pada 6 Agustus mendatang. Manajemen juga menegaskan saat ini belum ditentukan siapa yang menjadi standby buyer.
Dana rights issue ini akan digunakan untuk proyek tambang di Gorontalo, membangun pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas 2.000 ton bijih per hari.
Selain itu, dana juga akan digunakan untuk membangun sarana penunjang seperti tempat pembuangan sampah, kolam pengendapan, magasin peledak, pembangkit tenaga listrik, gudang, pembibitan fasilitas, bengkel, lokasi kota, dan kantor.
BRMS juga akan melakukan pengeboran prospek emas untuk menambah cadangan bijih di lokasi tambang emas Motomboto, Gorontalo, yang diharapkan berkontribusi pada penjualan dan laba bersih.
Baca juga: Ketua OJK: Tren Pemulihan Ekonomi Membaik
Selain itu, kegiatan pemboran diharapkan dapat meningkatkan cadangan bijih emas dan perak. Meningkatnya cadangan bijih juga akan memperpanjang umur tambang produktif proyek tambang emas di Gorontalo.
Per kuartal I/2021, BRMS mencatatkan laba bersih US$1,68 juta atau setara Rp24,36 miliar, melesat 938,76% dari periode yang sama tahun lalu US$161.265. Kenaikan laba ini dikontribusikan dari peningkatan produksi emas dan pendapatan perusahaan.
Pendapatan BRMS naik 37,1% menjadi US$1,36 juta atau setara Rp19,72 miliar, dari sebelumnya US$991.860.
Sementara itu, BRMS juga mencatatkan pendapatan lain-lain sebesar US$2,03 juta yang terdiri dari penghapusan utang dan penilaian persediaan. Adapun produksi emas perusahaan naik dari sebelumnya hanya 2 kg di kuartal I/2020, menjadi 24 kg di kuartal I/2021. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News