Media Asuransi – Emiten bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO) diperkirakan bakal membukukan laba bersih positif pada semester II/2021 seiring dengan potensi peningkatan transaksi di perbankan digital.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizki Darmawan, melalui riset bertajuk ‘Leading Tech Capability and Robust Ecosystem’, memaparkan bahwa pada kuartal II/2021, ARTO mampu membukukan perbaikan kinerja bottom line yakni nilai rugi bersih yang jauh lebih rendah menjadi -Rp8,6 miliar dibandingkan dengan -Rp38,1 miliar di kuartal I/2021 dan -Rp25,5 miliar di kuartal II/2020.
“Pendapatan bunga tumbuh sebesar +153% qoq (quarter on quarter) (415% yoy/year on year) menjadi Rp115,0 miliar. Dengan meningkatnya transaksi di perbankan digital, kami yakin Jago akan membukukan laba positif di semester II/2021.”
|Baca juga: Digital Banking dan Hadirnya Bank Digital
Rizki menjelaskan pinjaman tumbuh sebesar +68% dibandingkan kuartal sebelumnya, sebesar Rp2,2 triliun (hampir 8x dari tahun sebelumnya), terutama berasal dari pinjaman kemitraan dan ekosistem yang berkembang. CASA juga tumbuh signifikan menjadi Rp521,5 miliar (+108,7% qoq; +328,1% yoy), didukung oleh peningkatan pengguna di aplikasi Jago. Deposito berjangka berada di Rp1,2 triliun di kuartal II/2021 (+70,2% qoq; +425,6% yoy).
“Kami yakin merger antara GoJek dan Tokopedia akan berdampak positif bagi Jago. Potensi dari 11 juta mitra UMKM gabungan dari GoTo juga dapat diterjemahkan ke pertumbuhan pelanggan yang besar untuk Jago dan baik untuk pertumbuhan pinjaman dan pendanaan,” jelas Rizki.
|Baca juga: Meski Pandemi, Akseleran Catatkan Pertumbuhan Pinjaman Hingga 130%
Selain itu, sambungnya, integrasi Jago pocket ke platform Bibit memungkinkan nasabah untuk secara otomatis menginvestasikan dana yang tersedia di akun Jago mereka ke produk investasi Bibit. Meskipun demikian, bank-bank besar yang saat ini sedang mengembangkan ekosistem digitalnya juga dapat menjadi ancaman bagi Jago.
“Kami tidak memiliki peringkat di ARTO. Saat ini, ARTO diperdagangkan pada P/B FY21 sebesar 30,7x (+3,04 SD dari P/B rata-rata 5 tahun). Kami yakin kolaborasi dengan GoJek dan Bibit akan terus menjadi katalis pendapatan positif bagi ARTO.”
Namun demikian risiko investasi yang patut diwaspadai saat berinvestasi pada saham ARTO meliputi pertama, eksekusi yang buruk pada integrasi lintas platform. Kedua, persaingan dari bank-bank besar lainnya yang sudah mulai menciptakan ekosistem digitalnya. Ketiga, risiko regulasi yang mungkin terjadi terkait produk dan layanan di masa mendatang. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News