Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) atau Bank Mandiri semakin serius mengimplementasikan platform Digital Carbon Tracking. Inisiatif ini bertujuan untuk transparansi informasi terkait emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari operasional Bank Mandiri.
Vice President ESG Communication Bank Mandiri Adam Zahir mengaku Bank Mandiri merupakan bank pertama yang menerapkan pelacakan jejak karbon di Indonesia melalui Digital Carbon Tracking. Platform ini sekaligus menjadi inisiatif perusahaan dalam menargetkan Net Zero Emissions (NZE) in Operations pada 2030 atau lebih cepat.
“Dengan memonitor jejak karbon secara digital ini, kami turut menumbuhkan awareness untuk mengimplementasikan praktik bisnis yang lebih berkelanjutan serta menentukan strategi ke depannya untuk memperkuat komitmen kami dalam menurunkan emisi operasional,” kata Adam, dalam keterangan resminya, Kamis, 6 Juni 2024.
|Baca juga: Ketua Banggar: Banyak Anggaran yang Berulang di RAPBN 2025
Berdasarkan penghitungan Bank Mandiri selama lima tahun terakhir, jumlah emisi GRK secara keseluruhan mengalami penurunan, dari 358.753,56 tCO2e pada 2019 menjadi 295.713,18 tCO2e di 2023 atau turun sebesar 17,6 persen.
Sebagai catatan, 2019 merupakan tahun dasar berjalannya penghitungan emisi. Usaha Bank Mandiri untuk menurunkan emisi operasional juga terdapat pada penurunan intensitas emisi GRK karyawan, dari 9,18 tCO2e di 2019 turun ke 7,59 tCO2e pada 2023.
Penurunan ini tercapai berdasarkan inisiatif Bank Mandiri untuk mencapai karbon netral, terutama dalam hal efisiensi energi. Misalnya, melalui penghematan bahan bakar minyak dan listrik, penggunaan electric vehicle, pemakaian lampu LED, pemasangan panel surya, dan lain-lain.
Platform Digital Carbon Tracking memantau dan mencatat dengan cermat kinerja pengurangan emisi karbon di Bank Mandiri secara transparan. Pencatatan Ini berlaku untuk semua unit Bank Mandiri di Tanah Air, mulai dari tingkat pusat, regional, hingga cabang.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News