PT Bank Mega Tbk membukukan laba bersih Rp1,3 triliun per akhir 2017, tumbuh 12,26 persen dibandingkan dengan pencapaian pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba tersebut dipicu oleh kenaikan pendapatan bunga bersih, pertumbuhan pendapatan berbasis komisi, serta adanya penurunan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), lantaran perseroan membukukan perbaikan aset produktif.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan bahwa pendapatan bunga bersih perseroan naik 0,60 persen secara year on year menjadi Rp3,51 triliun per akhir tahun lalu. “Pendapatan operasional bersih juga meningkat sekitar 9,08 persen ke level Rp1,60 triliun. Kami juga membukukan pendapatan berbasis komisi (fee based income) senilai Rp2,1 triliun,” katanya di Jakarta, 28 Februari 2018.
Sementara itu, DPK tetap didominasi oleh deposito yang membukukan kenaikan 21,85 persen menjadi Rp42,42 triliun. Kendati dana mahal mendominasi, pertumbuhan tertinggi ada pada dana murah giro yang mencapai 42,45 persen menjadi Rp7,93 triliun. Sedangkan tabungan meningkat 2,24 persen menjadi Rp10,93 triliun.
Bank Mega memproyeksikan pertumbuhan total asetnya pada tahun ini bakal menyentuh kisaran Rp90,1 triliun. Untuk kredit ditargetkan mencapai pertumbuhan 16,5 persen menjadi Rp41,1 triliun sedangkan DPK naik 10 persen menjadi Rp67,4 triliun. Laba setelah pajak dibidik dapat mencapai Rp1,4 triliun. Ken
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News