PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berhasil membukukan laba bersih Rp23,3 triliun per Desember 2017, meningkat 13,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,6 triliun. Menurut Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmaja, pertumbuhan laba itu didorong oleh meningkatnya pendapatan operasional perseroan sebesar enam persen, yakni dari dari Rp53,8 triliun per Desember 2016 menjadi Rp57,0 triliun per Desember 2017. “Pendapatan bunga bersih BCA meningkat 4,1 persen menjadi Rp41,8 triliun sedangkan pendapatan operasional lainnya tumbuh 11,5 persen menjadi Rp15,1 triliun,” kata Jahja dalam paparan kinerja keuangan BCA 2017 di Jakarta, 8 Maret 2018.
Dia tambahkan, BCA berhasil membukukan hasil kinerja yang baik dengan memanfaatkan berbagai peluang bisnis di tengah proses pemulihan ekonomi Indonesa. Menurutnya, pencapaian kinerja dl tahun 2017 tersebut sejalan dengan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga rerutama pada dana giro dan tabungan. Dana pihak ketiga (DPK) BCA per Desember 2017 mencapai Rp581,1 triliun, meningkat 9,6 persen dari tahun 2016 sebesar Rp530,1 triliun. Dana CASA berkontribusi 76,3 persen dari DPK BCA, dengan nilai sebesar Rp443,7 triliun. Sedangkan giro tumbuh 9,7 persen menjadi Rp151,3 triliun dan tabungan naik 8,2 persen menjadi Rp292,4 triliun.
Jahja Setiaatmadja menjelaskan bahwa perseroan berhasil meningkatkan kredit sebesar 12,4 persen menjadi Rp468 triliun di tahun lalu. Pertumbuhan terjadi di seluruh segmen. Kredit korporasi tumbuh 14,5 persen menjadi Rp177,3 triliun pada akhir tahun 2017.
“Pada triwulan akhir 2017, BCA melihat tingginya pencairan kredit korporasi sejalan dengan siklus peningkatan permintaan kredit pada akhir tahun,” tandasnya. Dia tambahkan, kredit komersial dan UKM tumbuh 10,3 persen menjadi Rp167, 5 triliun.
Sementara itu kredit konsumer tumbuh 12,1 persen menjadi Rp122,8 triliun yang didukung oleh produk-produk kredit konsumer yang kompetitif. Hal ini terlihat dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR) meningkat 14,2 persen menjadi Rp73,0 triliun dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 10,0 persen menjadi Rp38,3 triliun pada tahun 2017. Sedangkan outstanding kartu kredit meningkat 6,9 persen menjadi Rp11,5 triliun.
Dalam kondisi pertumbuhan kredit yang tinggi, BCA tetap mampu menekan rasio kredit bermasalah (NPL) pada level yang relatif rendah yaitu 1,5 persen, di akhir tahun 2017. Menurut Jahja, total pencadangan kredit BCA pada tahun 2017 mencapai Rp14,6 triliun atau meningkat 5,2 persen dibanding dengan tahun 2016. Sehingga rasio pencadangan terhadap kredit sebesar 190,7 persen. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News