Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) kembali berinovasi dengan meluncurkan aplikasi Kopra dan Livin’ baru yang ditujukan untuk mengintegrasikan seluruh layanan keuangannya baik kepada pelanggan korporat maupun ritel.
Melalui riset Company Update, analis Henan Putihrai Robertus Hardy memaparkan bahwa pihaknya mempertahankan BMRI dengan peringkat BUY pada TP yang lebih tinggi menjadi 8600 dari sebelumnya 7350.
“TP terbaru kami menyiratkan 2.0/1.9x dan 15.5/14.4x dari rasio PBV dan P/E 21F/22F masing-masing. Selain kemampuannya untuk tumbuh secara signifikan pada 9M21 PPOP dan Laba Bersih masing-masing sebesar 26% dan 37% YoY – karena Beban Bunga yang jauh lebih kecil dibandingkan Pendapatan Bunganya, kami berpendapat bahwa upaya digitalisasi yang agresif – yang ditandai dengan penurunan Beban Operasional Bersih – berpotensi meningkatkan profitabilitas dan skalabilitas Perseroan di masa depan,” tulisnya.
Sementara bank digital lainnya masih berupaya untuk memperoleh 1 juta-5 juta pelanggan dalam 1 tahun-5 tahun ke depan, jelasnya, BMRI telah mengakuisisi 30 juta pelanggan individu per September 2021, yang menunggu untuk di ‘Eksploitasi & Eksplorasi’ – sebuah strategi yang akan diterapkan oleh manajemen untuk lebih menangkap peluang di segmen Perbankan Ritel.
|Baca juga: Inovasi Layanan Berlanjut, Bank Mandiri Kenalkan Loyalty Program Livin’ Poin
Robertus mengungkapkan bahwa BMRI baru-baru ini meluncurkan aplikasi ‘Kopra’ dan ‘Livin’ baru untuk sepenuhnya mendigitalkan layanan yang tersedia untuk masing-masing pelanggan korporat dan ritelnya.
‘Kopra’ mengintegrasikan berbagai layanan perbankan grosir ke dalam satu portal akses tunggal, mulai dari forex online, perdagangan & jaminan, rantai nilai, akun pintar, manajemen kas, dan kustodian online.
Sementara itu aplikasi ‘Livin’ baru memberikan pengalaman perbankan yang komprehensif, layanan keuangan lengkap, dan ekosistem terbuka. Selain fungsi dasarnya sebagai teller, customer service, dan sales digital, aplikasi ini juga akan memberikan layanan keuangan dari asuransi, investasi dan pembiayaan konsumen dari grup Mandiri, serta terbuka untuk berkolaborasi dengan penyedia e-commerce, dompet elektronik, tiket, rekreasi, investasi, pelayanan kesehatan, ride hailing, amal, grocery, dll.
Dalam hal kepatuhan ESG, 23% dari portofolio pinjaman BMRI (bank saja), yang setara dengan Rp187,4 triliun, telah disalurkan ke sektor-sektor yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan sosial.
“Kami juga berpandangan bahwa Perseroan akan memainkan peran kunci dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, mengingat Perseroan aktif berinvestasi di beberapa startup teknologi melalui anak perusahaannya, Mandiri Capital.”
Selain Bukalapak Tbk, beberapa portofolio investasi terkenalnya adalah GOTO, LinkAja, Amartha, Investree, dan Koinworks. Pada kapitalisasi pasar saat ini sebesar Rp331 triliun, BMRI memiliki valuasi yang menarik masing-masing hanya 1,6/1.5x dan 12.8/11.9x dari rasio 21F/22F P/BV dan P/E, vs. BBCA sebesar 4,6/4,3x dan 31,7/30.4x, masing-masing.
Untuk kinerja keuangan sampai dengan September 2021, PPOP BMRI 3Q21 sedikit turun 0,5% QoQ menjadi Rp14,8 triliun, namun, PPOP 9M21 sebesar Rp43,8 triliun masih 26% YoY lebih tinggi, mencerminkan 75,5% run-rate dari perkiraan sebelumnya.
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Katalis Pemacu Pertumbuhan Bank Mandiri (BMRI)
Relatif selaras. Laba Bersih 3Q21 sebesar Rp6,7 triliun adalah 2,2% QoQ lebih tinggi, oleh karena itu Laba Bersih 9M21 sebesar Rp19,2 triliun juga 37% YoY lebih tinggi, mencerminkan 75% run-rate dari perkiraan kami sebelumnya. “Relatif selaras,” ujar Rebertus.
Meskipun Pendapatan Bunga hanya 9% YoY lebih tinggi, Pendapatan Bunga Bersih BMRI 9M21 masih berhasil tumbuh lebih tinggi sebesar 26% YoY menjadi Rp53,3 triliun karena penurunan Beban Bunga 22% YoY.
Portofolio pinjaman BMRI September 2021 tumbuh 17% YoY menjadi Rp1.021,6 triliun, terutama didorong oleh segmen Korporasi dan Anak Perusahaan yang berhasil tumbuh masing-masing sebesar 5,4% dan 73,6% YoY menjadi Rp365 triliun dan Rp212,8 triliun. Saat ini, 56,6% portofolio pinjaman BMRI berasal dari segmen Korporasi dan Anak Perusahaan, dari hanya 53,7% pada 20 September 2021.
NPL Bruto 2,96% vs 3,33% di 20 September, dengan cakupan yang lebih tinggi 230% vs 205%. Dana Pihak Ketiga tumbuh 18% YoY menjadi Rp1.214 triliun. Rasio CASA meningkat menjadi 69,7%, dari 65,4%. Likuiditas yang cukup terlihat dari peningkatan LDR sebesar 83,3% vs 83,0%. Net Interest Margin (NIM) 9M21 meningkat menjadi 5,03% dari 4,08% pada 9M20.
Adapun risiko investasi yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi di saham BMRI adalah pertama, Pendapatan Bunga Bersih 21F/22F yang lebih rendah dari perkiraan sebesar Rp 71,6 triliun/Rp75,3 triliun. Kedua, Provisi 21F/22F yang lebih tinggi dari perkiraan sebesar Rp20,8 triliun/Rp22,1 triliun. Ketiga, Laba Bersih 21F/22F yang lebih rendah dari perkiraan Rp25,8 triliun/Rp27,8 triliun.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News