Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pada 2022 dinilai akan kembali pulih seperti pada masa sebelum pandemi.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Bank Negara Indonesia (BBNI IJ) – Expecting earnings recovery back to pre-pandemic level, analis Mirae Sekuritas Handiman Soetoyo menjelaskan BBNI akan mengakuisisi Bank Mayora untuk mendirikan bank digital yang melayani nasabah UKM berorientasi domestik.
“Menargetkan 64 juta bisnis UKM potensial di Indonesia, kami yakin Bank Mayora akan dapat memanfaatkan ekosistem luas yang dimiliki Grup Mayora dan BBNI.”
Handiman mempertahankan estimasi pertumbuhan pinjaman FY22 kami di 10%, sesuai dengan panduan BBNI. Dia juga percaya bahwa Biaya Kredit dapat ditekan seminimal mungkin karena membaiknya iklim bisnis dan penyediaan yang banyak di awal pada 2020-21.
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Menakar Efek Pajak Ekspor bagi Profitabilitas Antam (ANTM)
Pada 4Q21, BBNI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp3,1 triliun, membalikkan kerugian bersih sebesar Rp1,0 triliun pada 4Q20 karena penurunan biaya provisi secara signifikan.
Secara kumulatif di FY21, laba bersih tercatat sebesar Rp10,9 triliun (+232,2% YoY). Laba bersih FY21 BBNI berada di atas perkiraan konsensus kami dan Bloomberg masing-masing di 114,3% dan 110%.
NPL terus meningkat menjadi 3,7% pada Desember 2021 (September 2021: 3,8%), dengan pinjaman yang direstrukturisasi sekarang terdiri dari 12,4% dari total pinjaman (September 2021: 13,8% dari total pinjaman).
“Kami meningkatkan harga target kami menjadi Rp9.575 berdasarkan P/B rata-rata 3 tahun pra-pandemi sebesar 1,3x (FY22F BPS) dengan rekomendasi Beli. Laba bersih BBNI akan pulih ke tingkat prapandemi pada tahun 2022, oleh karena itu layak untuk dinilai ulang, menurut pandangan kami.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News