Media Asuransi, JAKARTA – Tren transformasi digital yang marak dilakukan oleh pelaku bisnis dari berbagai sektor dinilai menjadi berkah bagi bisnis PT Multipolar Technology Tbk (MLPT).
Melalui riset bertajuk MLPT IJ: Strong Beneficiary of Digital Transformation, analis RHB Sekuritas Michael W. Setjoadi, Marco Antonius, dan Vanessa Karmajaya menyatakan bahwa nilai wajar saham MLPT saat ini adalah Rp4.600.
Menurut mereka, MLPT memanfaatkan Grup Lippo untuk memperkuat posisi pasarnya sebagai penyedia solusi TI one-stop system integration (SI). Saat ini MLPT sedang mencari mitra baru untuk membuat pusat data hyperscale di tengah meningkatnya permintaan.
Indonesia saat ini memiliki kapasitas pusat data c.150MW vs 400MW Singapura. Penetrasi digital Indonesia yang relatif rendah seharusnya menciptakan permintaan yang kuat untuk pusat data. “Kami juga mencatat bahwa Singapura telah melarang pembangunan pusat data baru, mungkin karena keterbatasan lahan,” tulis mereka.
|Baca juga: Jelang Rights Issue, Multipolar (MLPL) Lego Saham MPPA Rp355 Miliar
Kemitraan baru diperkirakan akan menambah 25MW-30MW dari 5MW saat ini. MLPT saat ini hanya memiliki pemanfaatan 20%. Dengan kemitraan baru, MLPT seharusnya bisa berekspansi di lahan eksisting yang sudah dibebaskan.
“DCI Indonesia (DCII), yang merupakan pemain pusat data swasta terbesar di negara ini, membukukan EBITDA FY20 sebesar Rp415,6 miliar dengan 37MW. Konon, MLPT kemungkinan akan mengamankan EBITDA 2023F sebesar Rp183 miliar.”
Saat ini, sekitar 20%-25% dari pendapatan MLPT bersifat berulang – targetnya adalah 40%-50% dalam 2 tahun-3 tahun. “Manajemen mengindikasikan bahwa kedua entitas, VDI dan MLPT, akan tumbuh dengan kecepatan stabil sekitar 5%-6% untuk CAGR 2018-2023F.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News