Kinerja tersebut di atas prediksi Juan Harahap, analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, tetapi masih sejalan dengan prediksi konsensus pelaku pasar yaitu 84,4% dan 77% terhadap prediksi setahun penuh 2021 (2021F).
Pertumbuhan penjualan perseroan pada 3Q21 terutama didorong oleh kenaikan rerata harga batu bara dunia (Rp 1,2 juta per ton), yang naik +33,9% dibanding kuartal sebelumnya dengan volume kenaikan penjualan menjadi sebesar 8 juta ton (+14,3% qoq; +33,3% yoy).
Baca juga: Fokus Merger, Indosat (ISAT) Jual Bisnis Data Center
Laba bersih PTBA dibukukan Rp 3 triliun (+133,9% qoq; +580,4% yoy), dan membuat laba bersih 9M21 perusahaan Rp 4,8 triliun (+175,9% yoy), di atas prediksi Tim Riset Mirae Asset Sekuritas (107,7%) dan di atas prediksi konsensus (93,3%).
Operational Data
Sejalan dengan volume penjualan, volume produksi naik signifikan menjadi 10 juta ton (+9,1% qoq; +29,7% yoy) pada 3Q21. Kenaikan pada capaian 3Q21 tersebut membuat kinerja operasional 9M21 PTBA menjadi 22,9 juta ton (+18% yoy), setara dengan 76,3% dari estimasi produksi 2021F.
Seiring dengan tren volume produksi, volume penjualan tumbuh 14,3% qoq menjadi 8 juta ton pada 3Q21, mencerminkan volume penjualan kumulatif 20,9 juta ton (+12,4% yoy) pada 9M21.
PTBA mencatatkan tingkat pengupasan lapisan tanah (overburden) 9M21 103,1 Mbcm (+20,7% yoy). Dengan demikian, rasio stripping perseroan naik menjadi 4,5x (9M20: 4,4x) pada 9M21.
FY21-22F forecast adjustment
Juan merevisi naik asumsi harga batu bara global 2021F-2022F menjadi US$141 per ton (sebelumnya: US$ 85 per ton) dan US$120 per ton (prediksi sebelumnya: US$ 70 per ton).
“Karena itu, kami merevisi naik prediksi laba bersih 2021F dan 2022F PTBA 52,9% dan 61,3% menjadi Rp 6,8tn (+183,7% yoy) dan Rp 6,7 triliun (-1,6% yoy),” ujar Juan dalam risetnya yang berjudul PTBA-Beating expectations as coal prices surge.
Valuation, recommendation & risk
Dengan revisi tersebut, Juan masih tetap menyematkan rekomendasi BUY untuk PTBA dengan target harga (TP) Rp 3.300 (sebelumnya Rp 2.900).
TP tersebut dikalkulasi menggunakan valuasi rasio harga saham per laba (P/E) dengan FY22F P/E multiple target 5,7x (-1,0 standard deviasi dari rerata 5 tahun terakhir).
Rekomendasi tersebut didasari oleh: 1) potensi naiknya porsi ekspor pada 2021F; dan 2) potensi kenaikan kapasitas produksi sejalan dengan cadangan batu bara PTBA yang melimpah.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Diprediksi Turun
Risiko terhadap rekomendasi tersebut adalah: 1) penurunan harga batu bara global; dan 2) perubahan regulasi.
Kemarin, saham PTBA dikoleksi oleh investor hingga dapat masuk daftar pembelian bersih investor asing terbesar (top foreign net buy) senilai Rp31,53 miliar. Dengan dukungan investor asing tersebut, harga saham PTBA naik 2,18% ke Rp 2.800 dan membentuk kapitalisasi pasarnya Rp32,25 triliun kemarin.
Sepanjang tahun, saham BUMN tersebut masih turun tipis -0,36%, tetapi dibanding posisi sebulan terakhir masih naik 6,46% dan 3 bulan terakhir 26,13%. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News