1
1

BEDAH SAHAM: Inovasi EXCL di Tengah Persaingan Bisnis yang Ketat

Ilustrasi lobby kantor XL Axiata | Foto: Doc

Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah persaingan bisnis di industri Telko yang ketat, PT XL Axiata Tbk meluncurkan produk pionernya XL SATU Fiber yang diharapkan bisa menopang prospek bisnis emitan berkode saham EXCL itu ke depannya.

Melalui riset Company Update, analis PT Henan Putihrai, Steven Gunawan, mempertahankan EXCL dengan peringkat BUY pada Target Harga Saham yang direvisi naik menjadi 3.700, dari sebelumnya 3.100.

“Kami memfaktorkan estimasi kinerja keuangan 22F sebagai basis valuasi, dikarenakan kinerja 9M21 relatif sejalan dengan ekspektasi dan stabilnya tingkat profitabilitas, ditandai dengan terjaganya marjin EBITDA. Target Harga Saham tersebut mengimplikasikan 3,5/3,4x dari rasio EV/EBITDA 21/22F.”

Selain karena normalisasi laba setelah pajak 9M21 masih dapat bertumbuh secara signifikan sebesar 63% yoy di tengah ketatnya persaingan di industri telko, Steven mendukung strategi pertumbuhan perusahaan yang lebih maju di industrinya, yang mempelopori layanan konvergensi pertama di Indonesia melalui produknya ‘XL SATU Fiber’.

“Produk tersebut mengkombinasikan layanan internet berbasis serat optik dengan layanan seluler,” ujarnya.

Saham EXCL saat ini diperdagangkan pada valuasi yang masih menarik, hanya sebesar 3,0/2,8x dari 21/22F EV/EBITDA, dibandingkan dengan ISAT 3,4/3,1x dan FREN 15,5/12,7x.

|Baca juga: BEDAH SAHAM: Bank Mandiri (BMRI) Integrasikan Ekosistem via Digitalisasi

Untuk kinerja operasional dan keuangan, meskipun ARPU Pascabayar 3Q21 menurun 2,8% QoQ sebesar Rp105.000, Pendapatan dan EBITDA 3Q21 EXCL masih dapat bertumbuh masing-masing 1,5% QoQ, menjadi Rp6,6 triliun dan Rp3,4 triliun seiring dengan pertumbuhan trafik data 9,5% QoQ menjadi 1722PB.

Oleh karena itu, secara tahunan Pendapatan/EBITDA 9M21 EXCL masih bertumbuh 0,7/0,1% yoy menjadi Rp19,8 triliun/Rp9,9 triliun. Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan trafik data 34,1% yoy menjadi 4.685PB, walaupun ARPU Pascabayar menurun 4,5% yoy menjadi hanya Rp107.000.

Pendapatan/EBITDA 9M21 mengimplikasikan 74/75% terhadap perkiraan sebelumnya yang relatif sejalan. Walaupun normalisasi Laba Setelah Pajak 3Q21 menurun 18% qoq menjadi Rp272 miliar, tetapi sejatinya normalisasi Laba Setelah Pajak 9M21 Rp835 miliar -tidak termasuk Rp181 miliar keuntungan picocell, Rp4 miliar kerugian menara dan Rp5 miliar keuntungan valuta asing – masih bertumbuh 63% yoy dibandingkan Rp513 miliar di 9M20 – apabila tidak memasukkan keuntungan menara Rp1,55 triliun dan keuntungan valuta asing Rp8 miliar.

Jumlah pelanggan bertumbuh 2,1% QoQ menjadi 57,98 juta pada 3Q21. Jumlah BTS 4G bertumbuh 32% yoy menjadi 69.903 pada 9M21. Olehkarena itu, total jumlah BTS – termasuk 3G dan 2G – masih dapat bertumbuh 7,5% yoy menjadi 153.357.

Adapun risiko investasi yang perlu diperhatikan saat berinvestasi di saham EXCL adalah pertama, trafik data 21F/22F dapat lebih rendah daripada proyeksi Henan Putihrai yang sebesar 5512/5953 PB. Kedua, ARPU gabungan 21F/22F dapat lebih rendah daripada proyeksi kami yang sebesar Rp33.000/Rp32.000 disebabkan oleh ketatnya tingkat persaingan. Ketiga, marjin EBITDA 21F/22F dapat lebih rendah daripada proyeksi kami yang sebesar 49.1%/49.6%.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MARKET REVIEW: Ekspektasi Pemulihan Ekonomi Angkat IHSG
Next Post BEDAH SAHAM: Efek Pembukaan Aktivitas Ekonomi bagi Indocement (INTP)

Member Login

or