1
1

BEDAH SAHAM: Melihat Prospek Profitabilitas ARCI Pasca-IPO

Media Asuransi – Emiten tambang emas milik Taipan Peter Sondakh, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) dinilai memiliki potensi peningkatan profitabilitas setelah pengurangan utang hingga 20%. 

Analis PT Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Hardy, memproyeksikan total utang ARCI yang mencapai lebih dari US$397 juta pada Desember 2020 dapat berkurang hingga 20% pada akhir tahun ini jika tujuan IPO dapat berjalan sesuai rencana. “Hal ini berpotensi meningkatkan profitabilitas ARCI dan membuka ruang neraca yang lebih luas untuk mendanai proyek perluasan kapasitas produksi selanjutnya,” katanya melalui HPS Company Update 28 Juni 2021.

Oleh karena itu, jelasnya, pihaknya menginisiasi ARCI dengan peringkat BUY pada TP Rp1.125, yang menyiratkan 14,1/12,5x dan 8,5/7,6x dari rasio P/E dan EV/EBITDA 21F/22F, masing-masing. Pada harga IPO Rp750, ARCI bernilai 10,9/9,4x dan 7,2/6,0x dari rasio P/E dan EV/EBITDA 20/21F, masing-masing.

|Baca juga: BEDAH SAHAM: Optimistis terhadap Kinerja Astra International (ASII)

“Cukup murah jika dibandingkan dengan emiten global sejenis seperti Barrick Gold, Newmont, Shandong Gold, dan AngloGold Ashanti yang saat ini diperdagangkan rata-rata 18,3/16,9x dan 8,7/8,3x dari rasio P/E dan EV/EBITDA 21F/22F, masing-masing. TP kami juga menyiratkan 13,8/15,3% dari potensi imbal hasil dividen 22F/23F.”

Meskipun mencatat laba bersih sebesar Rp1,74 triliun (US$123 juta) di tahun 2020, ARCI go public dengan kapitalisasi pasar yang jauh lebih kecil hanya Rp18,9 triliun, dibandingkan dengan ANTM dan MDKA yang saat ini diperdagangkan pada market cap masing-masing Rp55 triliun dan Rp66 triliun dengan hanya Rp1,15 triliun dan Rp511 miliar dari laba bersih pada 2020. 

“Kami juga menyukai ARCI mengingat kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan dan likuiditas keuangan yang kuat, ditandai dengan rasio cakupan bunga 20/21F sebesar 9,6/10,9x meskipun rasio utang terhadap ekuitas bersih mencapai 3,8/1,0x.”

|Baca juga: BEDAH SAHAM: Mengukur Efek Aplikasi Livin 2.0 bagi Kinerja Bank Mendiri (BMRI)

ARCI merupakan perusahaan induk dari PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN), yang masing-masing bergerak di bidang pertambangan emas. Grup ini juga memproduksi perak sebagai produk sampingan, yang dicatat sebagai pendapatan lain-lain mengingat hanya menyumbang 1,5%-2% jika dibandingkan dengan total pendapatan dari penjualan emas.

ARCI berhasil memproduksi 207.000 ons emas pada tahun 2020, dan menargetkan untuk memproduksi 320.000/450.000 ons pada tahun 2023/2025 seiring dengan rencana untuk meningkatkan kapasitas pemrosesan bijih tahunan dari 3,6 juta ton saat ini menjadi 5,6 juta ton dan 8 juta ton pada tahun 2023 dan 2025.

ARCI, yang didirikan pada tahun 2010 dan mulai berproduksi pada tahun 2011, telah mengidentifikasi potensi tambahan cadangan emas hingga 5,3 juta–13 juta ons di dekat lokasi saat ini yang sudah mengandung 3,9 juta ons cadangan, di Toka Tindung, 35 km timur laut Manado (Sulawesi Utara). Kontrak karyanya saat ini berlaku hingga tahun 2041 dan dapat diperpanjang menjadi IUPK hingga 2×10 tahun. ARCI adalah penambang emas terbesar ke-3 di Asia Tenggara setelah Freeport dan Agincourt Resources (anak perusahaan UNTR) yang masing-masing berhasil memproduksi 855.000 ons dan 319.700 ons di FY20.

|Baca juga: BEDAH SAHAM: Mudik Dilarang, Berkah untuk Mitra Adiperkasa (MAPI)

Perseroan memiliki 3 anak perusahaan lainnya yang bergerak di bidang: jasa pertambangan, konsultasi jasa umum, dan produksi emas batangan. Kadar emas dari beberapa lokasi penambangan ARCI bervariasi dari 1,2, 2,1, hingga 3,2 gram per ton bijih. Emas semi murni (dore) Perseroan dikirim ke Jakarta untuk dimurnikan menjadi emas murni 99,9% oleh ANTM.

Lebih lanjut Robertus menjelaskan, dana yang diperoleh dari IPO ARCI mencapai Rp3,1 triliun, yakni 60% merupakan divestasi saham Rajawali Corpora, sedangkan 40% sisanya akan digunakan untuk melunasi pinjaman bank dan menambah modal kerja.

Risiko investasi yang perlu diwaspadai oleh investor saat berinvestasi pada saham ARCI adalah pertama, produksi emas yang lebih rendah dari perkiraan sebesar 252.000/277.000/297.000 oz pada 21F/22F/23F. Kedua, ASP yang lebih rendah dari perkiraan sebesar US$1800/US$1850/US$1900 /oz pada 21F/22F/23F. Ketiga, marjin EBITDA yang lebih rendah dari perkiraan 58,4/57,2/56,2% di 21F/22F/23F. Aca

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Adira Insurance dan Cermati Luncurkan Asuransi Mobil Syariah
Next Post Melalui JAMINAH, LPEI Telah Beri Jaminan Kredit Modal Kerja sebesar Rp1,53 Triliun

Member Login

or