Media Asuransi, JAKARTA – PT Indika Energy Tbk menyatakan komitmennya untuk mendiversifikasi portofolio bisnisnya dengan bisnis non batu bara. Bagaimana prospek dan dampaknya terhadap kinerja perseroan?
Melalui Daily Write Up bertajuk Indika Energy (INDY IJ/Not rated) – Pivoting to green business, analis Mirae Sekuritas, Jennifer A Harjono, menjelaskan bahwa INDY berkomitmen untuk mendiversifikasi portofolionya dengan bisnis non-batubara. Perusahaan mendivestasikan Mitrabahtera pada 4Q21 dan secara resmi mengumumkan divestasi Petrosea tahun ini. Pada 1Q22, 88,6% pendapatan INDY berasal dari pendapatan batu bara karena harga batu bara yang tinggi.
Jennifer menjelaskan INDY berencana untuk meluncurkan 2W EV pada 3Q22. Dia percaya bisnis EV dapat tumbuh pesat karena pemerintah menargetkan Indonesia menjadi pusat produksi secara regional. “Kami juga melihat potensi pertumbuhan tenaga surya karena EBT diproyeksikan memberikan porsi yang lebih besar dari pasokan energi di Indonesia di tahun-tahun mendatang,” jelasnya.
|Baca juga: Bedah Saham: Sarimelati Kencana (PZZA) Diuntungkan Pemulihan Mobilitas Masyarakat
Menurut Jennifer, bisnis terkait batu bara terus menikmati harga batubara yang tinggi. Dia memperkirakan harga ini tetap tinggi, memungkinkan ASP yang tinggi. Dia melihat bisnis batu bara akan terus mendukung pendapatan INDY seiring dengan ekspansi perusahaan non-batubara.
Selama 1Q22, INDY membukukan laba bersih sebesar USD75,0 juta (+17,9% QoQ), yang disebabkan oleh harga batu bara yang menguntungkan meskipun produksi Kideco menurun karena curah hujan yang tinggi. ASP naik 56,6% yoy menjadi USD70,8/ton. Pendapatan tumbuh menjadi USD830,8 juta (+58,2% yoy). DER pada 1Q22 adalah 1,5x yang sebagian besar terdiri dari utang obligasi jangka panjang, diikuti oleh interest coverage ratio sebesar 8,3x. Perusahaan juga menganggarkan capex sebesar USD113,0 juta tahun ini. “Kami mencatat bahwa divestasi Petrosea (USD146,6 juta) akan membantu capex,” jelasnya.
Menurut Jennifer, saat ini Mirae tidak memiliki coverage di INDY. INDY saat ini diperdagangkan pada forward P/E 1,9x (-0,6 SD dari 5-year forward P/E). Dia melihat bahwa valuasi INDY tidak menuntut, mengingat potensi pertumbuhannya di masa depan melalui portofolio bisnisnya yang baru dan terdiversifikasi. Katalis jangka pendek meliputi: 1) harga batu bara yang tinggi; dan 2) 2W EV memasuki pasar. Risiko utama meliputi: 1) harga batu bara yang lebih rendah; dan 2) keterlambatan penjualan 2W EV.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News