1
1

BEDAH SAHAM: Menghitung Efek Supper App bagi Laba BBCA

Media Asuransi – Rencana PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang akan mentransformasikan aplikasi mobile banking dengan meluncurkan super app baru dinilai berpotensi mengungkit kinerja pertumbuhan laba perseroan lebih tinggi lagi. 

Melalui Henan Putihrai Sekuritas Company Update edisi 29 April 2021, Head of Research Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Hardy, menuturkan pihaknya menginisiasi BBCA dengan peringkat BUY pada TP 37.500, masing-masing, yang menyiratkan 4,6/4,3x dan 1,40/1,43% dari PBV dan imbal hasil dividen 21F/22F. 

Baca juga: Bedah Saham: Meneropong Prospek Kinerja United Tractors (UNTR)

“Selain kemampuannya untuk secara signifikan meningkatkan PPOP dan Laba Bersih kuartal I/2021 masing-masing sebesar 18,3% dan 7% yoy (year on year) di tengah restrukturisasi pinjaman yang sedang berlangsung, kami berpendapat bahwa likuiditas yang cukup dari 65,2% LDR dapat disalurkan lebih jauh ke aset kredit dan obligasi yang berimbal hasil lebih tinggi,” jelasnya. 

Dia berpandangan bahwa rasio CASA yang lebih tinggi dibandingkan bank sejenis -yang mencapai 77,2% di  kuartal I/2021- berpotensi menurunkan liabilitas bunga dibandingkan bank BUKU IV lainnya.

BBCA berencana mentransformasi aplikasi mobile banking-nya dengan meluncurkan super app baru yang dapat menampung transaksi e-commerce antarpelanggan, serta menawarkan berbagai produk digital seperti voucher hiburan dan pembayaran berbagai tagihan. “Oleh karena itu, kami berpandangan bahwa PPOP berpotensi tumbuh lebih tinggi untuk mendukung laba bersih,” tulis Robertus.

Baca juga: BEDAH SAHAM: Layakkah Membeli Saham GIAA?

Dari sisi kepatuhan ESG, 21,4% dari portofolio pinjaman BBCA yang mencapai Rp126 triliun (+6,2% yoy telah disalurkan ke sektor-sektor yang mendukung kelestarian lingkungan.

Sepanjang kuartal I/2021, pendapatan bunga bersih BBCA masih berhasil tumbuh sebesar 3,3% yoy dan 2,8% qoq (quarter on quarter) menjadi Rp14,13 triliun, meskipun saldo pinjaman & obligasi korporasi tercatat 4,1% yoy dan 0,1% qoq lebih rendah, hanya Rp609,97 triliun. Segmen kredit korporasi tumbuh 0,9% yoy dan 2,9% qoq menjadi Rp260,39 triliun. Segmen komersial & UKM turun 6,4% yoy dan 4,2% qoq menjadi Rp191,17 triliun. KPR & kendaraan konsumen anjlok 10,0% yoy dan turun tipis 1,2% qoq menjadi Rp154,92 triliun. 

Sektor perdagangan dan manufaktur mendominasi kredit bisnis BCA dengan porsi masing-masing 22,9% dan 22,2%. NPL bruto naik tipis menjadi 1,8% dari 1,6% di kuartal I/220, diikuti oleh coverage yang lebih tinggi sebesar 280,8% vs 229,8% di kuartal I/2020.

Baca juga: BEDAH SAHAM: Mudik Dilarang, Berkah untuk Mitra Adiperkasa (MAPI)

Laba pperasi pra-provisi (PPOP) berhasil tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan top-line sebesar 18,3% yoy dan 2,1% qoq menjadi Rp11,85 triliun karena beban operasional yang lebih rendah masing-masing sebesar 23,6% yoy dan 0,2% qoq. Namun, laba bersih hanya berhasil tumbuh 7% yoy dan sedikit turun 0,8% qoq menjadi Rp7,04 triliun, karena provisi yang lebih tinggi secara signifikan sebesar 50,3% yoy dan 31,7% qoq, mencapai Rp3,25 triliun. “Pendapatan bunga bersih/laba bersih kuartal I/2021 ini mewakili 25,25/25,34% nilai berjalan dari perkiraan 21F kami.”

Adapun perolehan dana pihak ketiga (DPK) naik 14,6% YoY dan sedikit tumbuh 1,0% qoq menjadi Rp849,42 triliun. Rasio CASA (current account and saving account) meningkat menjadi 77,2%, vs 76,7% dan 76,6% masing-masing pada Maret 2020 dan Desember 2020. Likuiditas yang cukup ditunjukkan oleh LDR yang lebih rendah, mencapai 65,2% vs 77,6% dan 65,8% masing-masing yang tercatat di kuartal I/2020 dan kuartal IV/2020. Net interest margin (NIM) turun menjadi 5,3% dari 6,1% dan 5,4% yang masing-masing dibukukan pada kuartal I/2020 dan kuartal IV/2020, mengikuti penurunan suku bunga acuan BI. ACA

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BSI Ambil Peran Penting dalam Optimalisasi ZISWAF di Indonesia
Next Post Kegiatan Operasional Bank Indonesia pada Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021

Member Login

or