Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Initiation bertajuk BTPN Syariah (BTPS IJ) – As cheap as chips; Initiate with Buy, analis Mirae Sekuritas Hariyanto Wijaya menerangkan satu dari sedikit bank yang melayani pinjaman ultra-mikro. Meskipun banyak bank yang melayani pasar non-ultra-mikro, hanya sedikit bank yang berfokus pada segmen ultra-mikro.
“Oleh karena itu, tingkat persaingan di ultra-mikro relatif rendah. Keuntungan melayani pinjaman ultra-mikro termasuk menghasilkan NIM & ROE yang unggul. Pandemi Covid berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan akibat pembatasan aktivitas sosial di tahun 2020 dan 2021.”
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Menilik Prospek Saham BTPN Syariah
Pertumbuhan pinjaman pulih ke tingkat belasan persen di FY23F. Sebelum pandemi, BTPS membukukan pertumbuhan pinjaman lebih dari 20% p.a. Namun, pembatasan sosial mengganggu bisnis nasabah BTPS pada tahun 2020 dan 2021. “Pemulihan mobilitas masyarakat ke tingkat sebelum Covid-19 seharusnya membuat pertumbuhan pinjaman BTPS terus pulih, yang kami perkirakan menjadi 18% YoY di FY23F.”
Hariyanto memperkirakan pertumbuhan laba bersih akan bertumbuh 43% YoY di FY23F. Di FY23F, dia memperkirakan pertumbuhan laba bersihnya akan pulih ke 43% YoY menjadi Rp2,4 triliun, didorong oleh pemulihan pertumbuhan pinjaman dan normalisasi provisi.
Untuk ROE diperkirakan pulih ke 25% di FY23F. “Kami memperkirakan pertumbuhan laba bersih akan pulih secara signifikan di FY23F dengan ROE kembali ke 25%, dimana ROE tersebut lebih tinggi dari 4 bank besar yang <20%.”
Mirae menginisiasi saham BTPS dengan rekomendasi Beli dan TP 12 bulan Rp3.650. Hariyanto menerangkan TP Mirae menggunakan Gordon Growth Model (GGM) yang imply FY23F P/B sebesar 2,9x (-1,3 SD dari 3 tahun mean forward P/B). Saat ini, BTPS diperdagangkan pada 2,2x P/B FY23F (-2,0 SD dari 3 tahun mean forward P/B). Katalis jangka pendek yaitu pertumbuhan pinjaman yang kuat, pertumbuhan laba bersih yang kuat, dan pemulihan ROE.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News