Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja positif PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) diperkirakan berlanjut pada tahun 2022 seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan lonjakan harga komoditas.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Bank Rakyat Indonesia (BBRI IJ) – Set to take-off in 2022 analis Mirae Sekuritas Handiman Soetoyo menjelaskan bahwa pihaknya meyakini kiprah positif BBRI akan berlanjut di tahun 2022, terutama didorong dua faktor utama yaitu pertama meningkatnya mobilitas yang meningkatkan permintaan domestik.
|Baca juga: BRI (BBRI) Cetak Laba Bersih Rp32,22 Triliun
Kedua, lonjakan harga komoditas yang mempercepat ekspor. “Ini harus menguntungkan bank dalam bentuk pertumbuhan pinjaman yang lebih tinggi dan meningkatkan kualitas aset, dalam pandangan kami. Kami memperkirakan pertumbuhan pinjaman sebesar 13% pada tahun 2022, lebih tinggi dari panduan BBRI sebesar 9%-11%”.
Dia menjelaskan pertumbuhan kredit mikro BBRI harus dipercepat karena kuota KUR yang lebih tinggi dari Rp195 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp260 triliun pada tahun 2022, meningkat 33,4% YoY. Sementara itu, konsolidasi penuh Pegadaian dan PNM yang memiliki NIM jauh lebih tinggi (15-20%) dibandingkan BBRI (6-8%) menjadi katalis yang kuat.
“Dengan demikian, kami memperkirakan pertumbuhan NII kuat lainnya sebesar 18,5% pada tahun 2022 yang akan lebih didorong oleh aset (hasil aset yang lebih tinggi).”
Handiman menilai CoC akan mulai menurun pada tahun 2022 mengingat persediaan yang cukup pada tahun 2020-2021. Pinjaman restrukturisasi Covid-19 telah menurun dari Rp186,6 triliun (21,2% dari total pinjaman) pada Desember 2021 menjadi Rp157,0tr (16,6% dari total pinjaman) pada Desember 2021. “Cakupan NPL sekarang mencapai 278,1% yang kami yakini lebih dari cukup untuk menutupi bahkan jika kelemahan kualitas aset yang lebih parah muncul pada tahun 2022.”
|Baca juga: BRI (BBRI) Beri Fasilitas Pinjaman US$325 Juta kepada Chandra Asri (TPIA)
Secara kumulatif di FY21, laba bersih tumbuh 66,5% YoY menjadi Rp31,1 triliun (di atas perkiraan kami dan konsensus masing-masing sebesar 5,5% dan 10,9%), didorong oleh pertumbuhan NII yang kuat sebesar 21,9% yang mampu mengimbangi lonjakan opex . Opex naik secara signifikan didorong oleh tunjangan karyawan satu kali.
Di sisi lain, rugi bersih Bank Raya (AGRO) masih menyeret laba bersih BBRI. Perhatikan bahwa AGRO membukukan rugi bersih Rp1,8 triliun di 9M21. BBRI memastikan bahwa pembersihan pinjaman di AGRO telah selesai pada tahun 2021 dan tidak akan dilanjutkan pada tahun 2022.
“Kami menyempurnakan perkiraan kami dengan merevisi pendapatan FY22 sebesar 12,3%. Kami mengulangi rekomendasi Beli kami dengan TP lebih tinggi Rp5.450 berdasarkan target P/B 2.5x.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News