1
1

BEDAH SAHAM: Optimistis terhadap Kinerja Astra International (ASII)

Seorang investor sedang memperhatikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi – Saham PT Astra International Tbk dinilai layak dikoleksi dengan target harga Rp6.200 di tengah meningkatnya penawaran dan mobilitas masyarakat serta insentif pembelian mobil baru.

Melalui Henan Putihrai Sekuritas Company Update yang dikutip Media Asuransi, Rabu, 19 Mei 2021, Analis Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy, mengatakan bahwa pihaknya menginisiasi emiten berkode saham ASII ini dengan peringkat BUY pada TP 6.200, yang menyiratkan 1,55/1,49x dan 2,51%/2,53% dari PBV dan imbal hasil dividen 21F/22F, masing-masing. 

|Baca juga: MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 19 Mei 2021

“Kami berpandangan bahwa lonjakan pasar grosir mobil di Indonesia baru-baru ini dapat dikaitkan dengan: 1) dibukanya kembali aktivitas komersial di dealer-dealer mobil di sisi penawaran, dan 2) meningkatnya mobilitas masyarakat, sehingga membutuhkan mobil baru atau mengganti yang lama, yang menghasilkan permintaan yang terpendam,” jelasnya.

Selain itu, pelonggaran Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) juga menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli mobil baru.

Penjualan mobil Astra di April 2021 melonjak 996% yoy (year on year) menjadi 41.676 unit secara grosir, dari hanya 3.804 unit yang terjual di April 2020, tetapi masih 8,4% mom (month on month) lebih rendah dari 45.521 unit yang terjual di Maret 2021. 

|Baca juga: BEDAH SAHAM: Menghitung Efek Supper App bagi Laba BBCA

Secara kumulatif, penjualan 4W Astra di 4 bulan pertama 2021 tumbuh 5,2% yoy menjadi 140.529 unit dari 133.547 unit yang terjual di 4 bulan pertama 2020. Pangsa pasar di 4 bulan pertama 2021 sedikit turun menjadi 52,8% dari 52,9% dan 54,6% masing-masing pada Maret 2021 dan April 2020. Pasar grosir mobil Indonesia pada April 2021 melonjak 903% yoy menjadi 78.908 unit dari hanya 7.868 unit yang terjual pada April 2020, tetapi masih 7,1% MoM lebih rendah dari 84.915 unit yang terjual pada Maret 2021.

Meskipun pendapatan turun 4,3% yoy di kuartal I/2021 menjadi Rp51,7 triliun dari Rp54 triliun yang tercatat di kuartal I/2020, laba bersih ASII merosot lebih dalam sebesar 22,5% yoy menjadi hanya Rp3,73 triliun dari Rp4,81 triliun. Profitabilitas belum dapat pulih dari dampak pandemi, yang ditunjukkan dengan turunnya EBITDA dan marjin laba bersih menjadi hanya 8,8% dan 7,2%, masing-masing dari 10,6% dan 8,9%.

|Baca  Juga: Hati-Hati Saham KAEF, INAF, dan IRRA

“Namun melihat angka penjualan April, kami optimistis kinerja keuangan perseroan dapat membaik mulai kuartal II dan seterusnya, mengingat segmen otomotif dan jasa keuangan yang utamanya bergerak di pembiayaan otomotif memberikan kontribusi sebesar 38% dan 26%, masing-masing, kepada pendapatan bersih konsolidasi grup pada kuartal I/2021, diikuti oleh alat berat & pertambangan dengan kontribusi 29%.”

ASII baru-baru ini berinvestasi sekitar US$5 juta dan US$35 juta masing-masing di ‘Sayurbox’ dan ‘Halodoc’, setelah berhasil mendirikan ‘GoFleet’, JV antara Astra dan ‘Go-Jek’ yang terlibat dalam bisnis pengadaan dan persewaan mobil, setelah Astra berinvestasi US$250 juta di ‘Go-Jek’. “Kami berpandangan bahwa investasi terbarunya ini memiliki potensi untuk meningkatkan eksposur produk dan layanan ASII pada bisnis logistik makanan, pertanian dan medis di masa depan,” jelas Robertus.

Adapun risiko investasi yang perlu diwaspadai adalah: 1) Pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan Rp208,87 triliun/Rp219,83 triliun di 21F/22F. 2) Laba bersih yang lebih rendah dari perkiraan Rp15,89 triliun/Rp17,11 triliun di 21F/22F. Aca

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 19 Mei 2021
Next Post Pefindo Tegaskan Peringkat idAAA untuk Pegadaian

Member Login

or