Media Asuransi – Kebijakan pembatasan sosial yang masih diberlakukan oleh pemerintah dalam rangka penangangan pandemi Covid-19 dinilai akan berdampak menurunkan kinerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
Analis PT Mirae Asset Sekuritas, Mimi Halimin, melalui Daily Write Up menerangkan bahwa Semen Indonesia (SMGR) membukukan laba bersih kuartal II/2021 sebesar Rp343,8 miliar (+107,1% yoy, -23,7% qoq), menjadikan laba bersih semester I/2021 sebesar Rp794,1 miliar (+29,7% yoy).
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Berharap Manfaat Livin bagi Bank Mandiri (BMRI)
“Laba bersih semester I/2021 SMGR mencapai 24,1% dari estimasi laba bersih FY21 kami dan 27,7% dari konsensus. Kami menganggap pencapaian ini secara garis besar masih in-line dengan ekspektasi kami dan konsensus,” jelasnya seperti dikutip Media Asuransi, Kamis, 5 Agustus 2021.
Sementara itu, jelasnya, dari perspektif top-line, SMGR membukukan pendapatan kuartal II/2021 sebesar Rp8,1 triliun (+9,3% yoy, +0,7% qoq), menjadikan pendapatan semester I/2021 sebesar Rp16,2 triliun (+1,2% YoY). “Finance costs turun cukup signifikan (sebesar 28,4% yoy) menjadi sekitar Rp427,0 miliar di kuartal II/2021, seiring dengan posisi utang yang lebih rendah.”
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Efek Tak Bagi Dividen bagi GGRM
Ke depan, Mimi menjelaskan pihaknya masih mengharapkan adanya pemulihan volume penjualan domestik di semester kedua tahun ini. Namun, dengan adanya pembatasan sosial yang lebih ketat di kuartal ketiga, pihaknya mengurangi estimasi total volume penjualan semen pada SMGR.
“Kami merevisi turun perkiraan pendapatan dan laba bersih kami. Saat ini kami memperkirakan pendapatan FY21 dan FY22 SMGR masing-masing mencapai Rp37,7 triliun (+7,3% yoy) dan Rp39,6 triliun (+5,0% yoy). Kami memperkirakan laba bersih FY21 dan FY22 SMGR masing-masing mencapai Rp2,9 triliun (+3,2% yoy) dan Rp3,6 triliun (+25,2% yoy).”
Lebih lanjut, Mimi mengatkan meskipun pihaknya memiliki pandangan yang lebih konservatif, dia percaya bahwa valuasi SMGR saat ini masih menarik. Dia mempertahankan rekomendasi Buy di SMGR dengan target harga DCF yang lebih rendah sebesar Rp11.000 (sebelumnya Rp12.500). Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News