1
1

Begini Jurus BRI (BBRI) Turunkan Rasio Kredit Bermasalah

Ilustrasi. | Foto: BRI

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI mencatat penyaluran kredit sebesar Rp1.353,36 triliun hingga akhir triwulan III/2024 atau tumbuh 8,21 persen secara tahunan (yoy). Sejalan dengan hal itu, BRI juga mampu mengelola kualitas asetnya dengan baik.

Hal ini ditunjukkan dari rasio Non Performing Loan (NPL) BRI yang terus membaik, dengan rasio NPL pada triwulan III/2024 sebesar 2,90 persen atau membaik dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yang tercatat 3,07 persen.

|Baca juga: PTPP Bukukan Kontrak Baru Rp24,4 Triliun hingga Oktober 2024

|Baca juga: Miris, Perusahaan Asuransi Tertinggal dalam Pembentukan Komite Risiko Iklim!

Di samping NPL, perseroan juga mencatat rasio Loan at Risk (LAR) yang lebih baik, dari semula 13,80 persen pada akhir triwulan III/2023 menjadi 11,66 persen pada akhir triwulan III/2024. Penurunan NPL didukung beberapa strategi yang dilakukan dalam mengelola kredit, dimulai dari front-end, mid-end, hingga back-end.

“Baik di front-end pada saat kita underwrite kredit-kredit yang baru kemudian mensupervisi kredit-kredit yang ada di dalam buku kita. Lebih khusus lagi sejak awal triwulan II/2024 memang kami memperketat di front-end-nya,” ucap Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 15 November 2024.

Agus menjelaskan pengetatan seleksi kredit bagi debitur-debitur baru tersebut melalui kriteria yang telah ditentukan, sehingga debitur yang mengajukan kredit akan tersaring dan NPL BRI mengalami penurunan.

|Baca juga: Kekhawatiran Finansial Dominasi Masyarakat Indonesia

|Baca juga: AAUI Apresiasi Respons Cepat Jasa Raharja Tangani Korban Kecelakaan Tol Cipularang KM 92

“Kita tahu di kuartal I tahun ini kita sempat ada kenaikan di NPL rasio tapi dengan berbagai strategi yang kita lakukan, tidak hanya NPL sebenarnya yang turun, termasuk juga di LAR-nya juga kita mengalami penurunan,” imbuhnya.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan penurunan rasio NPL dan LAR ini didukung oleh penerapan strategi pengelolaan manajemen risiko yang disiplin di seluruh lini bisnis. BRI secara aktif memantau kualitas kredit dan mengadopsi Early Warning System untuk mendeteksi potensi masalah kredit sedini mungkin.

Selain itu, BRI juga memperkuat tim recovery untuk mengelola kredit bermasalah dengan lebih cepat dan efisien. Di samping kualitas kredit yang semakin membaik, BRI juga tetap mempersiapkan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 215,44 persen.

|Baca juga: Pertamina Siapkan US$5,7 Miliar untuk Kembangkan EBT

|Baca juga: Para Ayah Wajib Tahu, Ini Fungsi Asuransi Menurut Astra Life

“BRI telah mengimplementasikan berbagai langkah mitigasi risiko, mulai dari selective growth, pemantauan kredit secara proaktif, penguatan pencadangan, hingga penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan dengan pendekatan kolaboratif bersama nasabah,” pungkas Sunarso.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Yosie W Iroth dari BRI Life ke Prudential Life Assurance
Next Post IHSG Diramal Bergerak Mixed, Ajaib Rekomendasikan Saham ADRO, WIFI, ISAT

Member Login

or