1
1

BEI Hentikan Perdagangan Saham FORU, RONY dan UDNG

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menghentikan sementara (suspensi) perdagangan tiga saham atas nama PT Fortune Indonesia Tbk (FORU), PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY), dan PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) mulai sesi I hari ini, Selasa, 25 Maret 2025.

“Bursa menghimbau kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, dalam surat keterbukaan Informasi BEI, Selasa.

|Baca juga: BEI Suspensi 41 Saham Emiten Terkait “Free Float”

Penghentian sementara perdagangan Saham FORU, RONY, dan UDNG tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan sebagai bentuk perlindungan bagi investor.

Bursa menilai harga saham SONY dan UDNG mengalami kenaikan kumulatif signifikan dalam jangka waktu tertentu. Sementara harga saham FORU mengalami penurunan signifikan dalam jangka waktu tertentu.

|Baca juga: BEI Buka Suspensi Saham AREA dan Tetapkan UMA 3 Emiten

Pada penutupan perdagangan terakhir Senin kemarin, saham Saham PT Fortune Indonesia Tbk terpantau ditutup melemah 24,69 persen atau turun 200 poin ke harga Rp610 per saham. Jika dilihat dalam dua hari saham ini mengalami penurunan lebih dari 50 persen di mana pada perdagangan Jumat sempat mencapai Rp1.235 per saham.

Sementara saham PT Aesler Grup Internasional Tbk Senin kemarin menguat 8,72 persen (240 poin) ke harga Rp2.990 per saham dan selama sepekan naik 45 persen.

Terakhir, saham PT Agro Bahari Nusantara Tbk pada, Senin kemarin menguat 9,70 persen atau 10 poin ke Rp113 per saham. Namun selama sebulan mengalami kenaikan lebih dari 182 persen.

Penghentian sementara perdagangan saham FORU, RONY dan UDNG di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai berlaku pada sesi I tanggal 25 Maret 2025 sampai dengan pengumuman Bursa lebih lanjut.

Editor: Irdiya Setiawan

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pasar Asuransi Komersial Melejit, Diprediksi Tembus US$1,87 Triliun pada 2032
Next Post Para Bos Perusahaan di Asia Lebih Pilih Hemat ketimbang Lindungi Diri dari Risiko Hukum

Member Login

or