Media Asuransi, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengincar kehadiran 1 emiten berskala besar lagi atau lighthouse untuk melantai di Bursa. Di tahun ini sudah ada empat emiten lighthouse yang mencatatatkan saham perdana (IPO).
“Hingga saat ini, telah tercatat 4 (empat) lighthouse IPO, yaitu RATU, CBDK, YUPI, dan CDIA,”ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan Sabtu, 16 Agustus 2025.
|Baca juga: Puan Singgung Fenomena Serakahnomic yang Sering Disebut Prabowo
Kehadiran emiten dengan kapitalisasi pasar besar dan berkinerja bagus dapat menarik minat investor untuk bertransaksi di bursa saham. Emiten demikian dikenal dengan istilah emiten lighthouse.
BEI mendefinisikan lighthouse IPO sebagai penawaran umum perdana saham dengan nilai kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun dan free float minimal 15 persen atau nilai free float sebesar Rp700 miliar. Lighthouse sendiri berarti mercusuar, dalam arti perusahaan yang menjadi acuan investor dalam bertransaksi.
Baca juga: Petrosea dan Rukun Raharja Tuntaskan Akuisisi Grup Hafar
“Kehadiran lighthouse IPO di Bursa Efek Indonesia sejauh ini memberikan sinyal positif bagi perkembangan pasar modal Indonesia,” lanjut Nyoman.
Perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar dan tingkat likuiditas yang tinggi mencerminkan bahwa pelaku usaha berskala besar masih memiliki keyakinan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kondisi ini, imbuhnya, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing, untuk berpartisipasi di pasar modal Indonesia.
Pada tahun lalu, pihaknya menargetkan 2 lighthouse IPO dan tercapai. Target ini ditingkatkan lagi menjadi 5 lighthouse IPO untuk tahun 2025.
Nyoman menegaskan target ini menjadi salah satu indikator penting dalam mendorong kehadiran emiten berskala besar yang diharapkan mampu memperkuat struktur pasar serta meningkatkan daya tarik bagi investor. Namun untuk target lighthouse IPO tahun 2026, saat ini pihaknya belum bisa mengungkapkan karena masih dalam tahap evaluasi dan penetapan lebih lanjut.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
