1
1

BEI Perdalam Pasar Keuangan RI Melalui Grand Launching SPPA Repo dan Penyedia ETP Antarpasar

Gedung Bursa Efek Indonesia. | Foto: rdis.idx.co.id

Media Asuransi, JAKARTA – Menandai langkah strategis dalam memperkuat infrastruktur perdagangan surat utang dan pasar uang, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar grand launching Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) Repurchase Agreement (Repo) dan Inaugurasi Penyerahan Izin Operasional Penyedia Electronic Trading Platform (ETP) Antarpasar.

Grand launching SPPA Repo dan Inaugurasi Izin Penyedia ETP Antarpasar ini juga merupakan tonggak penting dari pendalaman pasar keuangan Indonesia dengan peran langsung SPPA dalam menyediakan perdagangan pasar sekunder untuk instrumen surat utang dan pasar uang.

Komitmen ini juga didukung melalui persetujuan izin operasional SPPA sebagai penyedia ETP antarpasar oleh Bank Indonesia (BI) pada Jumat, 28 November 2025. Persetujuan izin operasional tersebut juga memperkuat posisi SPPA dalam penyelenggaraan layanan transaksi yang dipercaya oleh BI atas instrumen pasar uang, yaitu repo.

|Baca juga: Living On the Ring of Fire, Allianz Indonesia Serukan Pentingnya Asuransi untuk Lindungi Diri dan Aset

|Baca juga: Gara-gara Tumbler Hilang, Karyawan Pialang Asuransi Ini Dipecat Usai Dinilai Cemarkan Nama Perusahaan

Dengan persetujuan ini, SPPA menjadi trading platform yang mendapatkan persetujuan baik dari OJK dan juga Bank Indonesia, sebagaimana amanat UU PPSK terkait penyelenggaraan antarpasar antara otoritas sektor keuangan. Hal ini juga mencerminkan sinergi, kolaborasi, serta komitmen untuk mengembangkan pasar keuangan Republik Indonesia.

Acara ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan utama sektor pasar modal dan pasar uang, termasuk OJK, BI, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan, serta Self-Regulatory Organization (SRO).

Penyelenggaraan acara ini juga didukung oleh bank umum, Bank Pembangunan Daerah (BPD), sekuritas dan asosiasi seperti Asosiasi Pasar Uang dan Valuta Asing Indonesia (Apuvindo), Himpunan Pedagang Surat Utang (Himdasun), dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda).

Fitur repo pada SPPA mulai diperkenalkan kepada para pelaku pasar mulai Maret 2025 dan telah menunjukkan performa yang berkembang signifikan. Sejak diimplementasikan di SPPA, transaksi repo terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Transaksi repo mencapai Rp642,1 triliun dengan rerata nilai transaksi repo di SPPA mencapai Rp3,4 triliun per hari atau mencapai pangsa pasar interdealer sampai dengan 28 persen. Bahkan transaksi repo sempat mencapai nilai tertingginya sebesar Rp23,3 triliun pada 27 November 2025.

Hal ini mencerminkan transaksi repo di SPPA berperan penting dalam memenuhi likuiditas harian perbankan. Dari 39 pengguna jasa SPPA secara keseluruhan, 14 pengguna jasa SPPA merupakan pengguna jasa repo pilot di SPPA yang terdiri dari BPD dan bank umum. Ke depannya, diharapkan semakin banyak pelaku pasar yang memanfaatkan transaksi repo di SPPA.

|Baca juga: Dana Nasabah Raib hingga Rp90 Miliar, Begini Respons Bos OJK soal Kasus Mirae Asset Sekuritas Indonesia

|Baca juga: Mirae Asset Respons Dugaan Akses Ilegal Akun yang Rugikan Nasabah Hingga Rp90 Miliar

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengapresiasi seluruh regulator dan pelaku pasar yang telah memberikan kontribusi besar sejak tahap konseptual hingga implementasi. Dengan sinergi dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, mulai regulator hingga pelaku pasar, SPPA menjadikan perdagangan repo semakin inklusif dan memberikan price discovery yang baik.

“Serta mengefisiensikan proses post trade perdagangan repo. SPPA berperan penting dalam pendalaman pasar surat utang dan pasar uang, meningkatkan likuiditas di pasar sekunder dan berkontribusi nyata bagi stabilitas sistem keuangan nasional,” ujar Iman, dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 2 Desember 2025.

Grand launching SPPA Repo dan Inaugurasi Penyerahan Izin Operasional Penyedia ETP Antarpasar menjadi bagian penting dari agenda strategis penguatan pasar modal dan pasar uang di Indonesia. Dengan likuiditas serta transparansi harga yang lebih baik, pasar surat utang dan pasar uang diharapkan semakin efisien dan atraktif bagi perbankan dan pelaku pasar.

Iman menegaskan pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan ekosistem perdagangan surat utang dan pasar uang. BEI, tambahnya, siap untuk menjadi sentral ekosistem utama transaksi surat utang dan pasar uang di pasar sekunder Indonesia.

“Kami percaya dengan kolaborasi yang sangat baik antara regulator dan pelaku pasar, ekosistem pasar keuangan Indonesia yang lebih baik, peningkatan likuiditas, serta pendalaman pasar keuangan Indonesia yang lebih baik dapat terwujud,” tutup Iman.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Telkom (TLKM) Buka Suara soal Kasus Pembiayaan Fiktif sebesar Rp431 Miliar

Member Login

or