Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja pendapatan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) diperkirakan akan lebih baik pada tahun 2022 seiring dengan proyeksi produksi TBS yang lebih tinggi pada tahun ini.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Astra Agro Lestari (AALI IJ) – Expecting higher earnings in 2022F, analis Mirae Sekuritas, Juan Harahap, menjelaskan bahwa AALI mencatat pendapatan 4Q21 sebesar IDR6,3tn (-12,2% qoq +15,0% yoy), yang berarti total pendapatan sebesar Rp24,3 triliun (+29,3% yoy) pada tahun 2021 yang sejalan dengan perkiraan dan konsensus pada 102,0% dan 102,6%, masing-masing.
Pertumbuhan pendapatan pada tahun 2021 didorong oleh ASP yang lebih tinggi mengimbangi volume penjualan CPO yang lebih rendah sebesar 1,0 juta ton (-13,3% yoy). AALI membukukan laba bersih Rp502 miliar (-38,8% qoq, +100,2% yoy), membawa laba bersih 2021 menjadi Rp2,0 triliun (+136,6% yoY), di atas perkiraan (pada run-rate 105,6%) tetapi di bawah konsensus’ ( pada 89,5% run-rate).
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Melihat Potensi Pertumbuhan Astra Agro (AALI) di 2022
Dari sisi operasional, produksi TBS tercatat lebih rendah menjadi 4,3 juta ton (-6,6% yoy) pada tahun 2021. Namun, produksi CPO meningkat menjadi 1,5 juta ton (+3,1% yoy). Juan yakin peningkatan angka produksi CPO disebabkan oleh peningkatan pembelian TBS pihak ketiga sepanjang tahun 2021.
Pada kinerja penjualan, AALI membukukan volume penjualan CPO yang lebih rendah menjadi 1,3 juta ton (-13,3% yoy) pada tahun 2021. Sementara itu, turunan CPO meningkat 16,1% menjadi 614 ribu ton. Hal ini disebabkan alokasi CPO yang lebih tinggi untuk produk olahan seperti Stearin dan PFAD mengingat pungutan dan pajak produk olahan masih rendah.
Juan memperkirakan produksi CPO yang lebih tinggi akan berlanjut di 2022F dengan total pertumbuhan 2,9% yoy. Asumsi ini didorong oleh produksi TBS yang lebih tinggi sebesar 3,4% yoy di 2022F. Oleh karena itu, kami memproyeksikan laba bersih 2022F akan mencapai Rp2,3 triliun (+17,8% yoy).
Juan mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga yang tidak berubah sebesar Rp14.500. “TP kami diturunkan menggunakan metode penilaian P/E dengan target ganda FY22F P/E sebesar 12.0x. Rekomendasi panggilan ini didorong oleh: 1) hasil TBS tertinggi di cakupan kami, 2) area tanam tertinggi di cakupan kami, dan 3) harga CPO yang menguntungkan pada 2022F.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News