Media Asuransi – Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk menyatakan masih menunggu keputusan final dari pemerintah terkait dengan penugasan emiten berkode saham KLBF itu sebagai salah satu rantai dingin dalam pendistribusian vaksin Covid-19 ke seluruh Indonesia.
Meski belum ada keputusan dari pemerintah, tetapi kabar tersebut sudah disambut positif oleh pasar yang mengakumulasi saham KLBF dan anak usahanya di bidang logistik PT Enseval Putera Megatrading Tbk. (EPMT) sehingga membuat kedua saham tersebut berada di zona hijau.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan bahwa Kalbe Group telah diundang pemerintah untuk menyampaikan informasi terkait sarana distribusi rantai dingin yang dimiliki Kalbe Group dalam rangka pendistribusian vaksin Covid-19 ke seluruh wilayah Indonesia.
“Kalbe Group diundang untuk menyampaikan info sarana distribusi rantai dingin untuk vaksin di seluruh Indonesia sebagai bahan evaluasi pemerintah. Keputusan final kami belum peroleh sampai saat ini,” ungkapnya kepada Media Asuransi, Kamis 21 Januari 2021.
Baca Juga: MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 21 Januari 2021
Vidjongtius mengatakan, pendistribusian vaksin Covid-19 nantinya bakal dijalankan oleh anak usahanya yang bergerak di bidang logistik yaitu PT Enseval Putera Megatrading Tbk. (EPMT). Melalui EPMT, jelasnya, bisnis distribusi dan logistic sudah menjadi salah satu bagian divisi Kalbe Group yang melayani produk Kesehatan dan consumer dari Kalbe dan produk-produk non-Kalbe dengan jangkauan seluruh provinsi serta sudah mendapatkan sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dari BPOM.
Terkait dampak kerja sama distribusi vaksin Covid-19 terhadap kinerja keuangan Kalbe Group, Vidjongtius mengaku belum menghitungnya. Meski demikian, kabar peluang penugasan distribusi vaksin Covid-19 ini telah menjadi sentimen positif bagi saham KLBF dan EPMT.
Baca Juga: Gubernur Bank Indonesia: Vaksinasi Covid-19 Dorong Perekonomian Global
Pada penutupan perdagangan kemarin, saham KLBF ditutup menguat 4,09 persen ke level Rp1.655 per saham sehingga membentuk PER sebanyak 28,7 kali dan kapitalisasi pasar sebesar Rp77,58 triliun.
Sementara itu, saham EPMT ditransaksikan menguat sebesar 4,94 persen ke level Rp2.550 per saham. Harga tersebut membentuk rasio harga saham terhadap laba bersih (price to earnings ratio/PER) sebanyak 11,87 kali dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp6,91 triliun.
Selain KLBF, emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga dikabarkan bakal mendapatkan peluang penugasan untuk distribusi vaksin Covid-19 dari pemerintah.
Baca Juga: UNVR Ikut Distribusi Vaksin, Dampaknya Kecil terhadap Omzet
Berbeda dengan KLBF dan EPMT yang ditutup menguat pada perdagangan kemarin, saham UNVR ditutup melemah 1,01 persen ke level Rp7.325 per saham dengan PER sebanyak 38,54 kali dan kapitalisasi pasar Rp279,45 triliun. Koreksi tersebut terjadi setelah dalam 2 hari terakhir saham UNVR menguat akibat sentimen kabar peluang penugasan distribusi vaksin Covid-19 dari pemerintah. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News