Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) akan terus menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah. Pertengahan Maret 2023 nilai tukar rupiah sedikit terdepresiasi dibandingkan akhir Februari, namun jika dibandingkan posisi per akhir Desember 2022, masih menguat.
“Nilai tukar rupiah terjaga sejalan dengan langkah stabilisasi Bank Indonesia di tengah kembali meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam jumpa pers secara daring, Kamis, 16 Maret 2023.
|Baca juga: Kredit Perbankan Naik 10,53 Persen
Dia jelaskan bahwa sejalan dengan pelemahan hampir seluruh mata uang dunia akibat peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global, nilai tukar Rupiah pada 15 Maret 2023 sedikit terdepresiasi sebesar 0,75 persen secara point-to-point dibandingkan dengan level akhir Februari 2023.
Namun, secara year-to-date, nilai tukar rupiah pada 15 Maret 2023 menguat 1,32 persen dari level akhir Desember 2022. “Lebih baik dibandingkan dengan apresiasi rupee India sebesar 0,16 persen, serta depresiasi baht Thailand dan ringgit Malaysia masing-masing sebesar minus 0,04 persen dan minus 1,80 persen,” jelas Perry.
Lebih lanjut dia katakan bahwa Bank Indonesia memprakirakan stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga. Hal ini sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, surplus transaksi berjalan, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.
Menurutnya, Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap nilai tukar rupiah. “Kebijakan tersebut diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi TD (term deposit) valas DHE (devisa hasil ekspor) sesuai dengan mekanisme pasar,” kata Gubernur BI.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News