1
1

BI: Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II/2025 Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global yang Masih Tinggi

Ilustrasi. | Foto: Bank Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II/2025 tetap terjaga. Defisit transaksi berjalan tercatat rendah di tengah perlambatan ekonomi global dan harga komoditas. Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit yang terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Dengan perkembangan tersebut, NPI pada triwulan II/2025 mencatat defisit US$6,7 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 tetap tinggi sebesar US$152,6 miliar. Cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

|Baca juga: BI: Walau Turun, Cadangan Devisa Juli 2025 Tetap Tinggi

“Posisi cadangan devisa tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Junanto Herdiawan, dalam keterangan resmi, Kamis, 21 Agustus 2025.

Dia jelaskan, pada triwulan II/2025, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$3,0 miliar  atau sebesar 0,8 persen dari PDB. Lebih tinggi dibandingkan dengan defisit US$0,2 miliar atau sebesar 0,1 persen dari PDB) pada triwulan I/2025.

|Baca juga: BI Laporkan Utang Luar Negeri Indonesia Triwulan II/2025 Tumbuh Melambat

Neraca perdagangan nonmigas tetap membukukan surplus, meski lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menurun sejalan dengan harga minyak global yang lebih rendah.

Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, seiring dengan kenaikan pembayaran dividen dan bunga/kupon sesuai pola triwulanan. Surplus neraca pendapatan sekunder meningkat dipengaruhi kenaikan hibah dan remitansi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri.

Junanto menjelaskan bahwa kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Investasi langsung membukukan peningkatan surplus dibandingkan triwulan I/2025 sebagai cerminan dari terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik.

|Baca juga: Bos BI Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1% di 2025

Investasi portofolio mencatat defisit terutama didorong oleh aliran keluar modal asing dalam bentuk surat utang domestik. Sementara itu, investasi lainnya mencatat surplus dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri sektor swasta.

“Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada triwulan II/2025 mencatat defisit sebesar US$5,2 miliar,” ujarnya.

Menurut Junanto, Bank Indonesia akan senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Kinerja NPI 2025 diprakirakan tetap sehat ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial serta defisit transaksi berjalan yang rendah dalam kisaran defisit 0,5-1,3 persen dari PDB. Surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang tetap baik dan imbal hasil investasi yang menarik.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Menteri Pariwisata: Festival Pacu Jalur Contoh Ikon Budaya Jadi Magnet Wisata
Next Post Pemerintah Fokus Renovasi 2 Juta Rumah Tidak Layak Huni

Member Login

or