Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menilai pemulihan ekonomi dunia sesuai prakiraan, meskipun dibayangi gangguan rantai pasok dan keterbatasan energi. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi global 2021 sekitar 5,7 persen dan tetap baik pada 2022.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan bahwa pada kuartal III/2021 pertumbuhan ekonomi di berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), China, dan Jepang melambat akibat kenaikan kasus varian delta Covid-19, serta gangguan rantai pasok dan energi. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di Eropa tetap tinggi didorong oleh pembukaan ekonomi yang semakin luas.
Namun, memasuki kuartal IV/2021, pemulihan ekonomi global diprakirakan terus berlangsung. Hal ini dikonfirmasi oleh berbagai indikator dini pada Oktober 2021, seperti Purchasing Managers’ Index (PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel, termasuk mulai berkurangnya keterbatasan energi di China.
“Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi global 2021 sekitar 5,7 persen dan tetap baik pada 2022,” kata Gubernur BI dalam dalam jumpa pers secara daring, Kamis, 18 November 2021.
Perry Warjiyo menyatakan bahwa kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas dunia masih berlanjut, sehingga menopang prospek ekspor negara berkembang. Ketidakpastian pasar keuangan global belum sepenuhnya mereda didorong kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat sejalan kenaikan inflasi yang terus berlangsung. Perkembangan tersebut mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.
|Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III/2021 Sebesar 3,51 Persen yoy
Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia menilai bahwa perbaikan ekonomi domestik diprakirakan terus berlangsung secara bertahap. Kinerja ekonomi kuartal III/2021 tercatat tumbuh positif sebesar 3,51 persen year on year (yoy), meskipun lebih rendah dari capaian kuartal sebelumnya sebesar 7,07 persen yoy seiring pembatasan mobilitas untuk mengatasi varian delta Covid-19. Perkembangan tersebut ditopang oleh tetap tingginya ekspor, di tengah tertahannya konsumsi rumah tangga dan investasi.
“Pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh kinerja positif Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Pertambangan, serta kinerja ekonomi wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), Kalimantan, dan Sumatera,” kata Gubernur BI.
Ditambahkan bahwa kinerja ekonomi diprakirakan meningkat pada kuartal IV/2021, didukung oleh perbaikan kinerja ekspor, kenaikan belanja fiskal Pemerintah, maupun peningkatan konsumsi dan investasi. Hal ini tercermin dari kenaikan indikator hingga awal November 2021 seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran, ekspektasi konsumen, PMI Manufaktur, serta realisasi ekspor dan impor.
“Pertumbuhan ekonomi diprakirakan meningkat lebih tinggi pada tahun 2022, didorong pula oleh mobilitas yang terus meningkat sejalan dengan akselerasi vaksinasi, pembukaan sektor-sektor ekonomi yang lebih luas, dan stimulus kebijakan yang berlanjut,” jelas Perry Warjiyo.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News