Media Asuransi, GLOBAL– Perusahaan keamanan siber Fortinet melaporkan bisnis di Filipina mengalami peningkatan substansial dalam serangan siber pada tahun lalu. Hal itu terjadi sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya aksesibilitas ransomware ke penjahat siber.
Menurut Wakil Presiden Pemasaran dan Komunikasi Fortinet untuk Asia, Australia, dan Selandia Baru Rashish Pandey, sekitar 60 persen perusahaan yang disurvei di Filipina mencatat peningkatan ancaman siber hingga tiga kali lipat pada 2023.
|Baca: Krakatau Steel Bukukan Pendapatan Rp22,45 Triliun sepanjang 2023
Pandey menyoroti keberadaan pasar untuk ransomware, yang telah menyederhanakan eksekusi serangan-serangan ini. “Ransomware menjadi bisnis besar,” katanya, dikutip dari laman Insurance Business, Selasa, 4 Juni 2024.
Pentingnya platform keamanan siber terpadu
Sementara itu, Country Manager Fortinet Alan Reyes menekankan pentingnya mengadopsi platform keamanan siber terpadu untuk melawan ancaman digital yang terus bermunculan.
“Strategi terintegrasi ini tidak hanya mengurangi biaya dan kompleksitas operasional, tetapi juga memastikan bahwa organisasi dapat dengan cepat beradaptasi dengan ancaman baru, sehingga dapat membangun operasi keamanan siber yang tangguh dan tahan di masa depan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News