Media Asuransi, GLOBAL – Allied Market Research mengungkapkan pasar teknologi dan layanan untuk mengolah data di industri asuransi di Asia-Pasifik diperkirakan tumbuh 15,9 persen per tahun pada periode 2020–2027, tercepat dibandingkan dengan wilayah lain.
Melansir Insurance Asia, Kamis, 14 Agustus 2025, secara global, pasar ini diperkirakan naik dari 7,91 miliar dolar AS pada 2019 menjadi 22,45 miliar dolar AS pada 2027, atau tumbuh 14,2 persen per tahun.
|Baca juga: Sri Mulyani Klaim Pemerintah Terus Berkomitmen Kembangkan Ekonomi Syariah
|Baca juga: Bos BI Ungkap RI Masuk 3 Besar Keuangan Syariah Dunia, Fesyen Muslim Jadi Kiblat Global!
Pertumbuhan ini didorong oleh semakin banyaknya perusahaan asuransi yang memakai teknologi canggih untuk menganalisis data dan persaingan yang makin ketat. Namun, kekhawatiran soal privasi data dan aturan pemerintah masih jadi tantangan.
Saat ini, produk teknologi analisis data menyumbang sekitar dua pertiga pangsa pasar dan diperkirakan tetap mendominasi hingga 2027. Sementara layanan pendukungnya diprediksi tumbuh paling cepat dengan laju 15,5 persen per tahun.
|Baca juga: BI Sebut Pesantren Jadi Motor Ekonomi Syariah di Indonesia
|Baca juga:Sri Mulyani: Kebijakan Fiskal Jadi Kunci Jadikan Indonesia Pusat Ekonomi Syariah Dunia
Dari sisi penggunaan, analisis data paling banyak dipakai untuk manajemen risiko, mencapai hampir 40 persen pangsa pasar pada 2019. Meski begitu, penggunaannya untuk penjualan dan pemasaran diperkirakan tumbuh paling cepat, yakni 17,3 persen per tahun.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News