Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, mengatakan bahwa ekonomi di dalam negeri harus memiliki banyak kegiatan agar memiliki efek multiplier pada pertumbuhan di tengah ketidakpastian di tahun depan.
Royke berpendapat, bahwa perbankan sebagai intermediasi tidak boleh menargetkan pertumbuhan kinerja stagnan atau bahkan takut. Pasalnya, hal tersebut akan mendorong penurunan transaksi sehingga membuat ekonomi semakin terpuruk.
|Baca juga: Bank BNI (BBNI) Raih Pinjaman Sindikasi US$500 Juta
“Maka dari itu, kami fokus dengan transformasi. Kami berharap kami dapat menjadi suatu bank yang lebih kompetitif dengan digitalisasi, tidak hanya di sisi produk tapi juga proses bisnis, operating cost yang terkendali,” ujar Royke yang dikutip dari keterangan resminya, Senin, 19 Desember 2022.
Lebih lanjut, Royke melanjutkan, BNI tahun lalu berhasil menambah modal sehingga membuat level modal menjadi sangat cukup kuat untuk menyerap risiko maupun ekspansi dalam menjawab berbagai peluang tahun depan.
“Kami juga memiliki level likuiditas yang sangat ample, sejauh ini sangat bisa dikelola dengan baik. Kedepannya kami berharap juga banyak peluang yang dapat kami garap, baik organik maupun anorganik,” kata Royke.
Dia menegaskan, di tahun depan, BNI pun akan tetap fokus ke segmen konsumer, korporasi, serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berorientasi ekspor untuk menjadi mesin pertumbuhan BNI.
“Kami mau membantu UMKM untuk go global, bantu mereka supaya bisa ekspor, sehingga dapat meningkatkan kapabilitas usaha sekaligus profitabilitas buat mereka,” tuturnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News