Media Asuransi – BNI Syariah bersama Universitas Islam As-Syafi’iyah menggelar public lecture secara online dengan tema “Peranan Perbankan Syariah untuk Pebisnis Pemula Milenial Era Industri 4.0 di Masa Pandemi Covid-19”, Senin, 5 Oktober 2020.
Melalui webinar ini, BNI Syariah ingin mengedukasi milenial mengenai perbankan syariah. Hal ini karena tingkat literasi perbankan syariah di Indonesia masyarakat masih rendah, tercermin dari Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah Indonesia masing-masing 8,9 persen dan 9,1 persen.
Bekerjasama dengan MES dan UI, BNI Syariah Gelar Webinar Ekonomi Syariah
Sebagai narasumber dalam webinar ini, Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menjelaskan bagaimana kondisi dunia saat ini diantaranya turbulent, uncertain (ketidakpastian), novel (sesuatu yang besar), dan ambiguous (ketidakjelasan). Oleh karena itu, katanya, milenial harus dapat menghadapi tantangan tersebut dengan bertransformasi, berinovasi, dan kolaborasi.
Lebih lanjut Abdullah Firman Wibowo menyampaikan ekonomi syariah menjunjung transparansi dan mengandung empat prinsip yaitu halal, berkah, bernilai tambah, serta hasanah. Hal ini yang menjadi landasan BNI Syariah dalam menjalankan kegiatan bisnis. Salah satu penyebab literasi dan inklusi keuangan syariah masih rendah karena umur perbankan syariah yang relatif masih muda yaitu baru sekitar 20 tahun. “Untuk itu, kami berinisiatif untuk datang ke universitas dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi mengenai bisnis keuangan syariah,” ungkap Firman.
Dengan besarnya potensi industri halal di Indonesia, Firman berharap generasi milenial dapat ikut aktif menggarap potensi ini, salah satunya dengan menjadi enterpreneur. “Dalam membangun bisnis, milenial harus memiliki starter pack diantaranya niat yang baik, produk yang bermanfaat, kolaborasi dan sinergi, fighting spirit, dan pengelolaan keuangan secara prinsip syariah. Milenial sangat dekat dengan teknologi, oleh karena itu dengan adanya tren industri 4.0, pebisnis juga harus mengoptimalkan teknologi dan digitalisasi untuk berkembang,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Komunikasi Universitas Islam As-Syafi’iyah Tubagus Dedi Suwendi Gumelar mengatakan bahwa Universitas Islam As-Syafi’iyah merupakan salah satu universitas yang memadukan antara ilmu pengetahuan dengan agama. “Ilmu dan agama merupakan dua hal tidak bisa dipisahkan,” ungkap pria yang biasa dipanggil Miing tersebut, saat memberikan sambutan.
Dalam acara ini, BNI Syariah memberikan bantuan sosial berupa beasiswa sebesar Rp100 juta bagi mahasiswa–mahasiswi yang hafidz quran. Selain itu, untuk penanya terbaik BNI Syariah juga memberikan hadiah sebesar Rp2,5 juta. Fir
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News