1
1

Bos BI Optimistis Indonesia Punya 3 Modal Kuat Hadapi Tantangan Pasar Keuangan Global

Aktivitas kantor Bank Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimistis dalam menyikapi tantangan pasar keuangan global di tahun 2024. Pasalnya, Indonesia dinilai punya 3 modal kuat untuk menghadapi tantangan tersebut.

Pertama, keberhasilan Indonesia dalam menjaga proses pemulihan ekonomi patut disyukuri. Pemulihan tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat, tingkat inflasi yang rendah, dan nilai tukar rupiah yang menguat.

|Baca juga: Sri Mulyani: Perekonomian dan Sistem Keuangan Indonesia Terjaga di Sepanjang 2023

Kedua, optimisme diperlukan dalam menghadapi berbagai tantangan di tahun 2024, antara lain meningkatnya tensi geopolitik yang berpotensi menahan proses disinflasi dan risiko perlambatan ekonomi global yang lebih tajam. Menghadapi hal tersebut, BI telah meluncurkan inovasi dan program transformasi berbasis teknologi dan digitalisasi.

Ketiga, kolaborasi menjadi kunci menghadapi tantangan, termasuk menghadapi volatilitas di tahun 2024. Demikian disampaikan Perry Warjiyo dalam rangkaian Forum Investasi Tahunan Bank Indonesia 2024, Senin, 29 Januari 2024.

Forum Investasi Tahunan merupakan flagship event Bank Indonesia sebagai sarana antar Bank Sentral untuk bertukar pikiran dan diskusi kebijakan terkait pengelolaan devisa. Pada tahun ini Forum Investasi mengangkat tema “Resiliency and Agility: Future-Proofing Forex Reserves”, diselenggarakan di Gedung Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta.

Membuka rangkaian forum, pada seminar internasional bertajuk “Navigating the Complex Terrain”, Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman, menyoroti 3 isu utama yang dinilai penting menjadi perhatian bagi bank sentral, yaitu: pertama, dinamika dalam dunia keuangan global di tahun 2024 yang diawali dengan optimisme yang memerlukan kewaspadaan.

Kedua, strategi kunci untuk menghadapi tantangan, dimana strategi bauran kebijakan BI mengacu pada Consistency, Innovation and Synergy (CIS). Ketiga, resiliensi cadangan devisa perlu tetap dijaga dalam mengantisipasi fluktuasi ekonomi dengan tetap memegang prinsip liquiditysecurity dan profitability.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Siap Lunasi Obligasi Jatuh Tempo, Peringkat Indomobil Finance Ditegaskan idA+
Next Post Citra Borneo Utama (CBUT) Kantongi Fasilitas Kredit Rp1 Triliun dari BRI

Member Login

or