1
1

Bos BNI Life: Inflasi Medis Berdampak Signifikan terhadap Pembayaran Klaim!

Plt Direktur Utama BNI Life Insurance Eben Eser Nainggolan. | Foto: BNI Life

Media Asuransi, JAKARTA – Plt Direktur Utama PT BNI Life Insurance Eben Eser Nainggolan menyebutkan lonjakan inflasi medis yang terjadi sekarang ini memiliki dampak signifikan terhadap pembayaran klaim perusahaan.

“Dampak ini bisa terjadi karena biaya perawatan kesehatan yang terus meningkat seiring waktu. Ketika inflasi medis meningkat, biaya-biaya yang terkait dengan perawatan kesehatan seperti biaya rumah sakit, biaya dokter, dan biaya obat-obatan juga ikut naik,” ujar Eben, ketika diwawancarai Media Asuransi, Senin, 29 April 2024.

|Baca: Munich Re Tebar Dividen US$15/Saham

Eben menambahkan peningkatan ini dapat menyebabkan klaim yang diajukan oleh peserta asuransi atau karyawan perusahaan menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. “Hal ini akan berdampak langsung pada jumlah pembayaran klaim yang harus ditanggung oleh perusahaan,” tukasnya.

Strategi khusus

MMB Health Trends 2024 memprediksi tren biaya medis atau kesehatan di Indonesia akan mengalami pertumbuhan hingga 13 persen. Untuk itu, BNI Life berupaya menanggulangi kondisi tersebut dengan beberapa strategi khusus.

“Perusahaan dapat melakukan kampanye edukasi kepada nasabah atau karyawan mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Ini dapat dilakukan melalui program-program wellness, seminar kesehatan, atau kampanye penyuluhan mengenai pola makan sehat, olahraga, manajemen stres, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Untuk itu, perusahaan dapat bekerja sama dengan provider layanan kesehatan yang memberikan pelayanan berkualitas namun dengan tarif yang lebih terjangkau. “Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan negosiasi kontrak dengan rumah sakit atau klinik-klinik yang memberikan harga yang kompetitif,” ungkap Eben.

Eben menyebutkan terdapat dua tren klaim kesehatan atau yang paling tinggi yang harus dibayarkan oleh BNI Life “Klaim kesehatan yang paling tinggi yang harus dibayarkan oleh perusahaan adalah diagnosa ISPA, DHF,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Trisula International (TRIS) Kembali Tebar Dividen
Next Post Naik 2%, BNI Kantongi Laba Bersih Rp5,33 Triliun pada Kuartal I/2024

Member Login

or