Media Asuransi, GLOBAL – Ketua Gallagher Re International James Vickers menyebutkan pasar reasuransi menunjukkan kestabilan yang cukup menjelang pembaruan pada 1 Juli 2024 dan sekarang lebih seimbang dibandingkan dengan tahun lalu. Meskipun demikian, para reasuradur tetap mempertahankan tingkat retensi.
|Baca: Krom Bank Hadirkan Fitur QRIS
Vickers membagikan pandangannya tentang dinamika pasar melalui pembaruan tengah tahun dan seterusnya.
“Kita perlu ingat ini adalah pembaruan pertama setelah kita menutup kuartal I. Dan jelas, kuartal I/2024 untuk reasuradur hampir lebih fantastis daripada luartal I/2023 dan hasil sepanjang 2023. Jadi, hasilnya sangat kuat untuk reasuradur,” kata Vickers, dikutip dari laman Reinsurance News, Selasa, 2 Juli 2024.
Meskipun kuartal I dan kuartal II/2024 tidak tanpa kerugian bencana, tidak ada peristiwa yang sangat besar karena mereka berasal dari apa yang disebut sebagai bahaya sekunder, sehingga berdampak ringan pada industri reasuransi.
“Tren kerugian bencana yang terus berlanjut, tidak besar menurut standar pasar global, tetapi jenis kerugian attrisional, hanya semakin memperkuat pandangan reasuradur tentang retensi,” kata Vickers.
Normal baru
Vickers menegaskan untuk program reasuransi utama asuransi primer, dalam hal retensi, ini adalah normal baru yang tersedia sekarang dan merupakan solusi terstruktur untuk membantu perusahaan primer mengelola retensi mereka yang meningkat.
“Meskipun ini mungkin berguna sebagai mekanisme jembatan bagi perusahaan untuk terbiasa dengan retensi yang lebih besar, namun ini bukan solusi jangka panjang,” ungkapnya.
|Baca juga: Angka Penduduk Miskin RI Turun Jadi 9,03% hingga Maret 2024
Dalam hal harga, Vickers mencatat,setelah sedikit pelonggaran pada 1 Januari dan 1 April, pasar cukup stabil menjelang pembaruan reasuransi 1 Juli. Kuncinya adalah reasuradur merasa nyaman dengan tingkat harga saat ini. Akan tetapi yang lebih penting mereka merasa nyaman dengan pertumbuhan premi mereka.
“Jadi, tidak ada kebutuhan bagi mereka untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Mereka menahan napas untuk melihat apa yang terjadi pada paruh kedua tahun ini,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News