Media Asuransi, JAKARTA – Di zaman yang semakin canggih banyak perusahaan yang saat ini berinvestasi lebih besar di teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Hal itu untuk bisa memberikan mereka lebih banyak penjualan hingga mengoptimalkan kinerja dari perusahaan.
Presiden Direktur PT Great Eastern Life Indonesia Clement Lien Cheong Kiat mengakui keberadaan AI di industri asuransi dapat membuat proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Sedangkan pada tahun lalu, tambahnya, Great Eastern Life Indonesia telah meluncurkan GreatLink Intelligence Equity Fund.
|Baca: Generali Ambil Alih Penuh GCI Maksimalkan Ekspansi ke Pasar Tiongkok
“Sebuah pilihan dana investasi untuk produk unitlink yang menggunakan AI dalam memberikan informasi jumlah alokasi pada setiap saham dengan mempelajari dan menganalisis kinerja keseluruhan saham dalam portofolio,” ujar Clement, kepada Media Asuransi, Kamis, 11 Januari 2024.
Sejak fund ini diluncurkan pada 15 Mei 2023 hingga akhir November 2023, lanjut Clement, tingkat imbal hasil investasi perusahaan mencapai 7,30 persen. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan benchmark Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 5,50 persen.
Menurutnya masih banyak lagi peluang kebermanfaatan AI di perusahaan asuransi. Great Eastern Life Pun, menurut Clement, secara aktif senantiasa mengeksplorasi bidang-bidang di mana AI dapat diterapkan sehingga produktivitas perusahaan dapat meningkat.
Clement mengatakan saat ini sebagian besar sistem yang diterapkan perusahaan dalam penanganan klaim bersifat Straight Through Processing (STP) yang diproses tanpa campur tangan manusia. “Kami pun berkomitmen untuk terus melakukan improvisasi guna memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan untuk nasabah,” jelas Clement.
Kemudian, menurutnya, pemanfaatan AI dalam proses bisnis membutuhkan biaya investasi awal yang cukup besar. Hal ini sepadan jika perusahaan ingin memiliki pertumbuhan dengan fase yang lebih cepat.
AI buat hasil kerja lebih konsisten dan akurat
AI dinilai akan membuat hasil kerja yang lebih konsisten dan akurat serta meminimalkan human error. Dari sisi layanan, penggunaan AI akan membuat Service Level Agreement (SLA) untuk berbagai proses menjadi lebih singkat.
|Baca: Pembangunan Bendungan Cipanas Tuntas, Basuki: Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal!
Namun di sisi lain, pengenalan AI ke dalam proses utama Clement nilai akan membuat pekerjaan yang bersifat transaksional tidak lagi diperlukan. Untuk itu, menurutnya, penting bagi perusahaan membuat perencanaan yang matang dan mempersiapkan karyawannya agar mau mempelajari kemampuan baru dan beralih ke peran baru yang lebih upscale.
|Baca: Tarif 4 Ruas Tol Kelolaan Hutama Karya Ini Bakal Naik di 2024, di Mana Saja?
“Selain itu, penggunaan teknologi AI dalam industri asuransi juga harus mempertimbangkan risiko baru yang bermunculan seperti risiko keamanan siber dan risiko privasi data. Yang kemudian dibutuhkan adalah investasi yang cukup agar perusahaan bisa memiliki pengendalian yang kuat guna mengatasi risiko-risiko baru tersebut,” pungkas Clement.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News