Ini akan digunakan untuk pengembangan informasi dan teknologi (IT) terkait platform digital, JConnect. Belanja modal itu utamanya untuk meningkatkan kapasitas server. Alasannya, infrastruktur yang ada saat ini sudah tua.
Dana tersebut juga bakal dipakai untuk mengembangkan sistem perbankan inti alias core banking system. Ini supaya Bank Jatim dapat membangun digitalisasi bank.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menambahkan, perusahaan akan terus bertransformasi ke digital karena transaksi berbasis online melonjak selama pandemi Covid-19. Ini karena ada keterbatasan arus barang, uang, dan orang sehingga model bank digital dinilai menjanjikan.
Bank Jatim membidik tiga pasar dalam menyediakan layanan digital, yakni: Pemda, termasuk tingkat provinsi, kota, kabupaten, dan aparatur sipil negara (ASN) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta masyarakat.
“Dari ketiga pilar ini, kami (bertransformasi ke digital) melalui JConnect,” ujar Busrul. Untuk bisa beralih ke digital, Bank Jatim berfokus memperbaiki dan mengembangkan infrastruktur. Oleh karena itu, anggaran terkait digital diperbesar. “Konteksnya lebih signifikan kepada bisnis Bank Jatim,” katanya. Aha (Edi)
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News