Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional (BPPDAN) berkolaborasi dengan FMIPA Institut Teknologi Bandung (ITB) sedang melakukan kajian dan uji coba secara terus–menerus bersama para anggotanya (semua perusahaan asuransi umum) dalam penerapan metode stokastik di industri asuransi umum ke depannya. Saat ini, menurut Ketua BPPDAN Ary Surya Nugraha, pihaknya tengah memperkenalkan metode stokastik untuk penghitungan tarif karena terbukti memberikan hasil lebih baik, akurat, dan independen dibandingkan menggunakan metode deterministik. “Apalagi OJK juga mendukung langkah yang dilakukan BPPDAN ini agar penghitungan tarif di Indonesia tidak ketinggalan dibandingkan negara lainnya,” kata Ary dalam acara BPPDAN Workshop ‘Metode Stokastik Untuk Perhitungan Tarif Asuransi Harta Benda Berdasarkan Data Mikro’ di Jakarta, akhir Juli lalu.
Menurut Ary, pihaknya tengah memperkuat kapabilitas guna menyediakan layanan pengolahan data dan perhitungan tarif yang lebih komprehensif lagi untuk industri asuransi di Tanah Air. Salah satunya, untuk pengembangan stokastik, BPPDAN menyuplai data underwriting selama 10 tahun terakhir kepada Kelompok Keilmuan (KK) Statistika FMIPA ITB. “Sehingga nantinya para anggota dapat lebih aware untuk memberikan data-datanya kepada BPPDAN. Kalau saat ini baru sekitar 20 persen data yang diolah oleh BPPDAN dari para anggota dan tahun depan diharapkan sudah bisa naik menjadi 70 persen setelah menerapkan metode stokastik,” ungkapnya.
Ary melanjutkan, stokastik dinilai mampu menekan posibilitas kesalahan dalam proses verifikasi data polis asuransi yang jumlahnya begitu besar. Metodologi ini mewajibkan pengumpulan data yang yang komprehensif dan akurat sehingga mengoptimalkan penentuan tarif yang didasarkan pada risiko dari polis tersebut. “Jadi di dalam penghitungan tarif 80 persen intinya adalah persiapan data, termasuk cleansing-nya. Jadi data itu jangan sampai salah, sehingga nanti diolahnya lebih mudah. Untuk mewujudkan hal itu, peningkatan infrastruktur hingga pendekatan B2B kepada industri asuransi sedang digencarkan,” kata Ary.
Pada kesempatan yang sama, Kepala KK Statistika FMIPA ITB Doktor Sapto Wahyu Indratno mengingatkan bahwa fungsi BPPDAN di dalam pengelolaan data asuransi sangat bergantung kepada kualitas data yang dilaporkan oleh para anggota. Di era Big Data ini, sudah saat menggunakan data yang akan menghasilkan angka bisa lebih valid. “Dengan menggunakan metode stokastik ini akan bisa menghasilkan hitungan tarif yang sebenarnya dan lebih independen serta tidak akan overestimated,” katanya.
Untuk itu dibutuhkan kerja sama dengan peserta-peserta ini supaya berusaha men–support data yang berkualitas. Metode stokastik juga sangat tergantung dari setiap informasi mikro yang diperoleh dari ceding, harus ada imbal balik dan memberikan data yang kualitasnya bagus. “Jadi, tidak bisa lagi meng-entry data asal-asalan agar bisa menghasilkan profil yang sebenarnya dan lebih berbobot. Memang, metode ini sangat tergantung kualitas data yang diberikan oleh para peserta yakni anggota BPPDAN,” ujarnya. W. Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News