Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN menargetkan menjadi penyalur terbesar program Kredit Program Perumahan (KPP) yang baru diluncurkan pemerintah. Optimisme tersebut ditopang solidnya ekosistem serta basis data pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dimiliki di sektor pembiayaan perumahan.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan pihaknya telah membangun ekosistem pembiayaan perumahan lengkap dari hulu ke hilir yang memberikan berbagai kemudahan bagi para debitur. Kehadiran KPP akan menjadi stimulan mempercepat penyaluran pembiayaan sehingga mengakselerasi pemenuhan Program 3 Juta Rumah milik Presiden Prabowo Subianto.
|Baca juga: Gerak Saham Alami Volatilitas, Manajemen ABM Investama (ABMM) Sebut Murni Aktivitas Pasar!
|Baca juga: Studi: Perusahaan Asuransi Belum Seragam dalam Kesiapan Adopsi Kecerdasan Buatan
“Kami sudah mengidentifikasi ada 2.878 pengembang rumah, 5.442 kontraktor, dan 4.032 toko bangunan yang bisa mengakses KPP di BTN. Bahkan ada juga pedagang rumah. Kami berharap bisa menjadi mayoritas dalam menyalurkan kredit ini,” ujar Nixon, dalam keterangan resminya, Kamis, 23 Oktober 2025.
Nixon menambahkan skema KPP tersebut mirip dengan KUR yang memiliki bunga khusus, penjaminan, dan proses yang mudah. Untuk KPP, ada dua segmen penyaluran yakni untuk sisi suplai dan permintaan perumahan.
Dari sisi suplai, para pengembang UMKM bisa mengajukan kredit hingga Rp5 miliar per debitur, bahkan bisa diperpanjang hingga empat kali dengan total plafon Rp20 miliar. Lalu di sisi permintaan, KPP dapat mencapai Rp500 juta bagi para debitur yang ingin membeli, merenovasi rumah, atau membangun ruko hingga kos-kosan.
Ia menilai limit yang lebih besar dan proses yang sederhana membuat masyarakat semakin mudah membeli rumah sekaligus menjalankan usaha. “Dengan bunga hanya enam persen, program ini diharapkan membantu masyarakat memiliki rumah untuk usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Nixon.
Pada sisa dua bulan tahun ini, Nixon memprediksi BTN akan menyalurkan KPP pada tahap awal sekitar Rp2 triliun. “Tahun depan akan kami percepat karena penyaluran KPP juga tentunya akan meningkatkan permodalan sehingga menambah kecepatan developer membangun rumah,” lanjutnya.
|Baca juga: AAUI Bidik Premi Asuransi Umum Tumbuh 8% di 2025
|Baca juga: Respons GoTo terkait Pengantar Prabowo pada Sidang Kabinet Paripurna
Lebih jauh, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah mengalokasikan total anggaran senilai Rp130 triliun untuk KPP.
Dari alokasi itu, Airlangga merinci, penyalurannya terbagi menjadi dua yakni sebanyak Rp113 triliun untuk sisi suplai dan Rp17 triliun untuk sisi permintaan. Anggaran ini ditargetkan bisa membangun 320 ribu rumah untuk masyarakat dan mendorong Program 3 Juta Rumah.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
