PT Bank Tabungan Negara (BTN) akan memberikan kredit pemilikan rumah (KPR) BTN khusus bagi atlet yang ikut bertanding dalam Asian Games 2018. KPR bagi atlet Asian Games ini masuk dalam KPR subsidi dengan harga uang cukup murah dan cicilan Rp800-Rp900 ribu per bulan, suku bunga lima persen. Mengenai kriteria atlet yang akan mendapatkan KPR ini, BTN telah melakukan kerja sama dengan Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) untuk mendukung pesta olahraga Asia ke XVIII tersebut.
Dirut BTN Maryono mengatakan bahwa ada berbagai manfaat yang dapat diperoleh para atlet nasional berprestasi dari produk terbaru Bank BTN tersebut. “Di antaranya, yakni suku bunga murah mulai dari lima persen. Bank BTN juga menawarkan promo berupa uang muka (down payment/DP) mulai dari lima persen. Kemudian KPR BTN Khusus Atlet, debitur juga bisa memiliki hunian tanpa biaya administrasi, provisi, dan appraisal,” katanya saat acara buka puasa bersama wartawan di Jakarta, 30 Mei 2018.
Menurut Maryono, para atlet nasional tersebut perlu didukung sehingga dapat memiliki rumah layak dengan mudah, murah, dan cepat. Apalagi jenis KPR ini, para atlet bisa mengangsur hingga 30 tahun. Sementara produk KPR pada umumnya hanya berjangka waktu paling panjang 20 tahun. “Kami juga memberikan jangka waktu kredit hingga 30 tahun khusus bagi para atlet nasional. Inilah salah satu kelebihan yang kami maksudkan sebagai bentuk dukungan kepada atlet Indonesia agar kesejahteraan mereka terjamin dari sisi terpenuhinya kebutuhan hunian,” jelasnya.
Sementara itu, hingga empat bulan pertama 2018, pertumbuhan KPR BTN mencapai 22,03 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp112,3 triliun per April 2017 menjadi Rp137,05 triliun per April 2018. Maryono menyatakan, pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata kenaikan KPR/KPA industri perbankan nasional. Data Otoritas Jasa Keuangan (KPR) merekam KPR/KPA di industri perbankan nasional hanya naik sebesar 11,9 persen pada Maret 2018.
Maryono meyakini perseroan akan mampu mencapai target pertumbuhan KPR pada tahun ini dengan berbagai inovasi produk dan transformasi digital yang dilakukan. Apalagi, masyakarat Indonesia masih memilih KPR sebagai opsi utama untuk membeli hunian. “Melihat angka kebutuhan rumah yang masih tinggi serta berbagai inovasi yang kami lakukan untuk memfasilitasi kebutuhan akan hunian tersebut, kami optimistis KPR akan tumbuh di atas 20 persen pada tahun ini,” ujarnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia per kuartal pertama 2018, sebanyak 75,8 persen konsumen di Indonesia masih menggunakan KPR sebagai fasilitas utama dalam pembelian properti residensial. Kemudian sebanyak 14,93 persen konsumen memilih membeli rumah secara tunai bertahap dan sisanya yakni 9,27 persen memiliki rumah dengan skema pembayaran tunai. “Peluangnya masih terbuka lebar dan kami optimis dapat memenuhi kebutuhan itu dengan kesiapan yang sudah dilakukan Bank BTN,” tegas Maryono. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
