Media Asuransi – Perusahaan marketplace PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akan mencatatkan saham perdananya di lantai Bursa Efek Indonesia pada perdagangan hari ini, Jumat, 6 Agustus 2021.
Berdasarkan keterangan resmi yang dikutip dari BEI, saham BUKA akan dicatatkan di papan pengembangan BEI. BUKA akan menjadi perusahaan tercatat ke-28 yang tercatat di BEI pada tahun 2021 sekaligus menjadi IPO terbesar dalam sejarah berdirinya BEI. Saham BUKA sudah ditetapkan sebagai efek syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
|Baca juga: Saham Bukalapak (BUKA) Halal Dibeli
BUKA bergerak pada sektor Technology dengan sub sektor Software & IT Services. Adapun industri dan sub industri BUKA adalah Online Applications and Services. Harga penawaran BUKA adalah senilai Rp850 per lembar saham dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 103.062.019.354 lembar saham, sehingga kapitalisasi pasarnya adalah senilai Rp87,60 triliun.
Dari sisi kinerja keuangan, BUKA masih mencatatkan kerugian sebesar Rp1,35 triliun per Desember 2020. Angka kerugian tersebut tercatat membaik dibandingkan dengan posisi akhir 2019 dan 2018 yang masing-masing sebesar Rp2,80 triliun dan Rp2,24 triliun.
Adapun pendapatan yang dicatatkan pada 2020 mencapai Rp1,35 triliun atau meningkat dari posisi 2019 dan 2018 masing-masing Rp1,08 triliun dan Rp291 miliar. Total aset yang dibukukan per Desember 2020 mencapai Rp2,59 triliun.
|Baca juga: Saham Bukalapak (BUKA) Dibanderol Rp850 dan Mulai Dijual Hari Ini
Tiga analis Nomura yaitu Nicholas Santosa, Sandy Ham, dan Raymond Kosasih dalam risetnya merekomendasikan beli untuk saham BUKA dengan target harga Rp1.620.
Ketiganya melihat bahwa ada elemen fear of missing out yang kuat atas euforia saham BUKA. Di sisi lain, adanya tech crackdown yang terjadi di China membuat banyak investor yang kemudian mencari alternatif perusahaan teknologi lain sebagai target investasi. “BUKA merupakan pilihan yang logis untuk investasi,” jelas mereka.
Pertimbangan lainnya adalah telah terbentuknya ekosistem digital yang merupakan sinergi antara Grab, EMTK, dan BUKA dalam hal efisiensi, logistik, pembayaran/e-wallet, dan kemampuan teknologi yang mirip dengan sinergi GoTo. “EMTK dan Grab memiliki cross holding sehingga tidak mengherankan jika Grab dapat mengambil saham di BUKA,” ujar mereka. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News