Media Asuransi – PT Asuransi Cigna Indonesia (Cigna Indonesia) memberi kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki asuransi dengan meluncurkan situs punya.cigna.co.id. Melalui situs ini masyarakat dengan mudah dapat mengakses perlindungan asuransi yang dibutuhkan sekaligus membayar premi secara digital.
Presiden Direktur PT Asuransi Cigna Indonesia Phil Reynolds di Jakarta, 10 September 2020, mengatakan bahwa peluncuran situs ini merupakan bagian dari kontribusi Cigna Indonesia untuk memudahkan masyarakat dalam memiliki perlindungan asuransi.
Menurut dia, di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, Cigna berupaya untuk memberikan solusi bagi masyarakat agar bisa mendapatkan perlindungan asuransi secara sederhana dan mudah dengan premi yang sangat terjangkau untuk semua kalangan.
Berdasar data dari covid19.go.id, 8 September 2020, kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 200.035 kasus. Dari jumlah tersebut, 48.847 kasus Covid-19 atau 24,4 persen berada dalam perawatan. Kemudian, sebanyak 142.958 orang telah dinyatakan pulih dan 8.230 orang lainnya meninggal dunia.
Phil menjelaskan, di tengah pandemi ini, kebutuhan masyarakat atas perlindungan asuransi juga meningkat. Untuk menjawab kebutuhan masyarakat tersebut, Cigna Indonesia memberi solusi dengan menghadirkan punya.cigna.co.id yang dapat memberi layanan secara cepat dan mudah. Oleh karena itu, ia berharap layanan beli asuransi melalui situs ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat tersebut. Selain itu, lewat situs ini Cigna juga ingin membantu berpartisipasi dalam meningkatkan inklusi keuangan dan asuransi di Indonesia.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada tahap pertama ini Cigna memang mengutamakan kesederhanaan dari solusi yang ditawarkan kepada masyarakat. Produk yang dipasarkan melalui situs punya.cigna.co.id merupakan produk yang sederhana karena dimaksudkan sebagai solusi awal.
“Masyarakat sekarang semakin sadar bahwa asuransi itu penting, sehingga kita ingin menyediakan kebutuhan mereka itu yang mudah diakses. Edukasi asuransi juga bagian dari apa yang kita lakukan saat ini, Untuk ke depan, tentu saja mereka akan membutuhkan produk asuransi yang lebih kompleks,” kata Phil.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Kerja Sama Strategis Cigna Indonesia Akhiz Nasution menambahkan, untuk saat ini, punya.cigna.co.id menyediakan dua produk asuransi, yakni Cigna ProGuard; solusi perlindungan diri dari risiko kecelakaan, dan Cigna ProLife; solusi asuransi jiwa dan perlindungan finansial keluarga.
Kedua produk ini dapat dibeli langsung di situs ini, maupun melalui beberapa rekan bisnis nonfinansial Cigna. “Kami menawarkan solusi perlindungan dengan premi mulai dari Rp 7.000 per minggu, dengan manfaat hingga Rp100 juta,” jelas Akhiz Nasution.
Ke depannya, Cigna akan menambahkan solusi perlindungan lainnya untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia yang mencari produk-produk perlindungan yang terjangkau dan sederhana.
Dia mengatakan, bahwa untuk saat ini Cigna harus masuk ke digital segera, tidak perlu menunggu lama-lama lagi karena kebiasaan masyarakat telah berubah seiring perubahan kebiasaan akibat pandemi Covid-19.
“Mudah-mudahan ini merupakan satu upaya dari kami untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas asuransi. Apalagi hari ini kita launching, Senin depan Jakarta mulai PSBB lagi. Sehingga masyarakat akan tetap bisa mendapat perlindungan asuransi, tanpa harus ke luar rumah, tanpa harus ketemu agen, di saat PSBB,” tutur Akhiz.
Dijelaskan bahwa seluruh proses pemilihan produk, pembelian, pembayaran hingga pengiriman polis asuransi dari punya.cigna.co.id dilakukan secara digital. Cigna pun menyediakan sejumlah opsi pembayaran yang dekat dengan masyarakat, mulai dari pembayaran melalui kartu debit, kredit, e-wallet, akun virtual hingga melalui gerai mini market. Dia mengatakan, Cigna memberikan cashback hingga 30 persen untuk pembelian kedua produk itu hingga 10 Oktober 2020.
Pilihan untuk memasarkan produk secara digital penuh, merupakan pengembangan atas channel distribusi Cigna. Menurut Akhiz, perseroan ingin agar para visitor di website perseroan, tidak sekadar berkunjung dan melihat-lihat. Namun mereka dapat langsung bertransaksi sesuai kebutuhan.
“Dari Januari hingga saat ini, visitor yang datang ke website kita mencapai 2,5 juta. Kita tidak mau, mereka masuk lantas keluar begitu saja. Kita ingin mereka bisa membeli sesuatu,” jelasnya.
Walaupun terkesan murah, yakni dimulai dengan premi Rp7.000 untuk perlindungan selama satu minggu, atau dengan premi Rp200 ribu untuk perlindungan selama setahun, Akhiz Nasution memastikan bahwa ini bukan program charity. Peluncuran situs dan dua produk asuransi yang dipasarkan, sudah melalui analisa bisnis yang matang.
“Kita enggak akan rugi kok. Semua sudah dihitung. Bahkan OJK juga secara detail menanyakan mengenai semua hal termasuk strategi pemasaran, juga memastikan bahwa ini bukan proyek rugi,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kepatuhan Cigna Indonesia Restu Pranandari menegaskan, seluruh produk yang ditawarkan ini telah memenuhi semua peraturan perasuransian yang berlaku dan sudah dikonsultasikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Demikian pula sistem keamanan bertransaksi secara online yang dipakai juga sangat aman karena sistem yang dipakai adalah keamanan transaksi online yang dipakai oleh seluruh perbankan internasional.
Artha Arisandy, salah satu nasabah Cigna, mengapresiasi kemudahan membeli asuransi yang diberikan oleh Cigna Indonesia. Menurut dia, dengan hanya bermodalkan handphone, dapat membeli produk asuransi untuk keluarganya dengan premi yang sangat terjangkau.
Secara terpisah, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal mengatakan bahwa pertumbuhan asuransi sangat terkait erat dengan pertumbuhan ekonomi. Meski begitu, industri asuransi masih punya prospek di tengah pandemi walaupun secara year on year bisa terkontraksi hingga 15 persen di tahun 2020.
Sebelumnya, OJK mencatat pertumbuhan premi asuransi jiwa terkontraksi 10 persen pada kuartal II/2020. Begitu juga dengan pertumbuhan premi asuransi umum dan reasuransi minus 2,3 persen pada periode yang sama.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan bahwa pertumbuhan premi asuransi secara umum inline (sejalan) dengan pertumbuhan kredit. Terlebih lagi untuk asuransi umum, banyak bisnisnya yang terkait dengan pertumbuhan kredit.
“Jika kredit kendaraan bermotor tumbuh, maka akan ada pertumbuhan di asuransi kendaraan bermotor. Begitu pula dengan kredit-kredit yang lain pasti ada asuransinya. Jika kredit rumah naik, maka akan ada asuransinya. Kalau kreditnya tidak naik ya nggak ada yang diasuransikan,” katanya beberapa waktu lalu.
Fithra juga menjelaskan, kendati industri asuransi masih penuh tantangan, tapi dia percaya tahun depan seiring pertumbuhan ekonomi yang lebih banyak didorong oleh Asia, maka industri akan kembali pulih perlahan. Prospek tersebut, tambahnya, muncul dari jenis produk asuransi mikro. Hal itu karena mulai adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya proteksi diri, termasuk pada asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
“Masyarakat di tahun 2020 lebih banyak berkutat pada faktor fear. Dan ini bisa dimitigasi dengan hedging dan asuransi ini menjadi jawabannya, termasuk asuransi mikro tadi,” kata Fithra Faisal.
Tak heran, makanya perusahaan-perusahaan asuransi saat ini berlomba-lomba untuk mengembangkan produk asuransi mikronya. Bahkan, untuk mempercepat dan memudahkan masyarakat untuk membelinya, penyelenggara teknologi keuangan marak mengadaptasi asuransi secara digital, termasuk untuk produk mikro. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News