Media Asuransi – Tahun 2021 telah melewati pertengahan, namun hingga saat ini dunia masih dibayangi oleh pandemi Covid-19. Harapan itu dinyalakan oleh perkembangan vaksin yang semakin meyakinkan dari waktu ke waktu. Di sisi lain, kita masih tetap perlu waspada karena di dalam negeri, pandemi masih belum memperlihatkan tanda-tanda mereda.
Setelah tahun survival sepanjang tahun 2020 dan hingga 8 bulan pertama tahun ini, ada baiknya Anda membenahi kondisi keuangan pribadi. Mungkin selama satu setengah tahun terakhir, keuangan Anda sempat mengalami guncangan yang cukup besar akibat pandemi. Setelah kini resesi terlihat mulai mereda, sebaiknya jangan lagi menunda membenahi keuangan supaya tidak berlarut-larut. Mulai dari mana? Anda dapat memfokuskan upaya di dua hal terlebih dulu yaitu kecukupan dana darurat dan asuransi.
Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Utang Produktif
Dana darurat dan asuransi, mengapa penting?
Kesehatan keuangan pribadi tidak dapat diwujudkan tanpa duet penting ini, dana darurat dan asuransi. Seseorang boleh saja sudah cukup memiliki keamanan finansial (financial security) karena tidak menanggung beban utang apapun. Tapi, keuangan yang bebas utang namun tidak memiliki dua pos tersebut, sulit disebut sebagai keuangan yang sehat. Mengapa dana darurat dan asuransi itu sangat penting?
Dana darurat atau emergency fund, sesuai namanya adalah sejumlah dana yang disiapkan atau dialokasikan khusus sebagai buffer atau penahan awal stabilitas keuangan ketika mendadak Anda dihadapkan dengan kebutuhan dana tunai segera. Misalnya, ketika atap rumah mendadak mengalami kebocoran dan harus segera diperbaiki. Dana darurat dapat menutup pengeluaran mendadak tersebut sehingga arus kas rutin tidak perlu terganggu.
Mengacu pada panduan perencanaan keuangan, besar dana darurat yang ideal diperhitungkan dengan tingkat pengeluaran atau penghasilan Anda. Umumnya, yang menjadi acuan adalah tingkat pengeluaran. Sebagai contoh, pengeluaran rutin bulanan Anda mencapai Rp7 juta. Dengan status menikah dan belum memiliki anak, besar dana darurat yang ideal minimal sebesar enam kali nilai pengeluaran atau setara Rp42 juta.
Baca juga: Penjualan Alat Berat Melesat, Saham United Tractors (UNTR) Rally
Dana darurat sifatnya harus likuid atau mudah dicairkan ketika sewaktu-waktu Anda butuhkan. Maka itu, tempatkan dana darurat di instrumen yang likuid seperti di rekening bank, deposito berjangka, atau reksa dana pasar uang.
Adapun asuransi, boleh dibilang sebagai ‘benteng finansial’ dari guncangan pengeluaran yang lebih besar. Sebagai gambaran, ketika seseorang mendadak jatuh sakit dan membutuhkan biaya perawatan yang jumlahnya cukup besar, dana darurat belum tentu memadai menutup pengeluaran mendadak tersebut. Namun, apabila ia juga memiliki asuransi kesehatan, maka asuransi itulah yang akan berperan menutup pengeluaran biaya perawatan yang tak terprediksi besarnya.
Beberapa jenis asuransi yang penting dimiliki adalah asuransi kesehatan, asuransi jiwa dan asuransi harta benda seperti asuransi kendaraan bermotor dan asuransi rumah. Tanpa asuransi yang memadai, keuangan Anda rentan terguncang ketika terjadi sebuah kejadian yang signifikan mempengaruhi stabilitas finansial. Ketika si pencari nafkah keluarga tidak memiliki asuransi jiwa, keluarga yang ia hidupi selama ini bisa mengalami financial shock berat ketika mendadak pencari nafkah tutup usia.
Melihat bobot dan fungsinya yang fundamental dalam keuangan, keberadaan dana darurat dan asuransi adalah hal yang tidak dapat lagi diabaikan. Nah, bagaimana cara efektif memastikan dana darurat dan asuransi Anda memadai? Simak langkah berikut ini.
Langkah mudah melengkapi dana darurat dan asuransi
Dana darurat
Hitung nilai ideal dana darurat yang perlu Anda kumpulkan. Rumusnya adalah sebagai berikut: untuk lajang minimal sebesar 3 kali nilai pengeluaran rutin, bagi pasangan menikah minimal sebesar 6-9 kali nilai pengeluaran rutin dan bagi pasangan yang sudah memiliki anak adalah minimal sebesar 12 kali nilai pengeluaran rutin bulanan.
Kumpulkan dana darurat secara rutin. Caranya, sisihkan minimal sebesar 10% dari pendapatan yang Anda peroleh ke saldo dana darurat dan biarkan dana tersebut mengendap.
Tempatkan dana darurat di aset yang likuid. Misalnya, rekening bank, simpanan berjangka, reksa dana pasar uang atau emas. Miliki juga dana darurat dalam bentuk uang tunai.
Lakukan diversifikasi penempatan dana darurat. Caranya adalah dengan menyebarnya ke berbagai instrumen simpanan atau investasi tersebut.
Asuransi
Ketahui kebutuhan asuransi apa saja yang perlu Anda miliki. Asuransi kesehatan dibutuhkan oleh siapa saja tanpa melihat status sebagai pencari nafkah atau bukan. Sedang asuransi jiwa diprioritaskan untuk pencari nafkah utama keluarga.
Hitung kemampuan Anda dalam membeli asuransi. Untuk mendapatkan proteksi dari asuransi, Anda wajib membayar sejumlah premi. Anda dapat menyisihkan sekitar 10% dari pendapatan rutin untuk menutup pos pengeluaran premi asuransi.
Susun prioritas bila budget premi terbatas. Bila anggaran pembelian asuransi terbatas, Anda dapat membuat prioritas asuransi mana yang perlu didahulukan dan dapat secara bertahap memenuhi asuransi lainnya.
Ketahui kriteria asuransi yang Anda butuhkan. Misalnya, untuk asuransi kesehatan membutuhkan yang berjenis hospital benefit atau penggantian biaya medis, bukan yang hospital cash plan.
Pilih asuransi sesuai kebutuhan dan kemampuan budget. Sebagai contoh, budget asuransi jiwa di bawah Rp1 juta per bulan untuk mendapatkan uang pertanggungan maksimal. Anda dapat memilih asuransi jiwa berjangka yang lebih terjangkau preminya dengan uang pertanggungan tetap maksimal.
Pilih periode pembayaran premi sesuai cash flow. Sebagai contoh, Anda adalah seorang pekerja freelance dengan pendapatan yang tidak tetap. Memilih metode pembayaran premi secara semesteran atau tahunan mungkin lebih tepat sesuai pola arus kas Anda, ketimbang membayar secara bulanan.
Keuangan yang sehat adalah syarat utama agar cita-cita kemerdekaan finansial dapat diwujudkan. Untuk membangun keuangan yang sehat, keberadaan dana darurat dan asuransi adalah hal yang harus Anda penuhi. Jadi, mulailah dari sekarang walaupun perlahan. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News